Bilal Mayat di Kuburan Batak

CERPEN RADJA SINAGA

“Kek wanita yang rumahnya belakang kandang kambing Pak Rahmat?”

“Betul itu Bu…”

“Tak masalah sih ada istri simpanan. Tapi penderitaan selama hidupnya itu. Tapi begitu pun syukur almarhumah tak tersiksa lagi. Allah sudah ngasih kelapangan sama almarhumah,” lanjut Rohminah.
***
PENAMAAN  Kuba sendiri bukan menandakan mereka di Kuba sebagai sebuah negara, atau pun orang-orang di sana berparas seperti orang Kuba. Penamaan Kuba dikarenakan tak jauh dari musala satu-satunya yang ada di sana, terdapat kuburan Batak. Kemudian orang-orang iseng menamakan desa itu sebagai Kuba, singkatan dari Kuburan Batak.

Namun di Kuba, tidak ada yang persis kuburan Batak. Dikatakan kuburan Batak karena dulu beberapa orang keturunan Batak bermigrasi ke sana. Sekadar merantau dan menetap beberapa saat.

Saat orang-orang Batak itu mulai menua dan anak-anaknya juga pergi merantau ke daerah lain, tempat itu ditinggalkan. Namun peninggalan seperti rumah panggung khas Batak dan aula kampung untuk rapat para penduduk masih ada di sana dengan kondisi yang mengenaskan.

Peninggalan itulah yang menandakan orang-orang Batak pernah menetap di sana. Hingga beberapa tahun belakangan, keturunan orang-orang Batak yang pernah menetap di sana mendirikan tugu sebagai penanda.

Pun orang-orang yang berdarah Batak di desa itu terbilang sedikit, persebarannya hanya sekitar kuburan Batak itu. Dan itu pun semuanya memiliki hubungan keluarga. Tapi masyarakat sekitar terlanjur menamai desa itu sebagai desa Kuba.

Kediaman Rohminah tak jauh dari kuburan Batak itu, sekitar seratus atau dua ratus meter. Di halaman rumahnya, di bawah pokok rambutan, banyak anak bermain. Tak biasanya ada anak-anak mau bermain di sana.

Lihat juga...