Reuni di Makam Kahlil Gibran

CERPEN SUNARYO BROTO

Aku ingat buku-bukuku dulu yang ditaruh di rak kayu yang ditempel di dinding. Di antaranya Sang Nabi dan Sayap-Sayap Patah. Kahlil Gibran salah satu idola mahasiswa. Bukunya yang paling laris Sang Nabi dan Sayap-Sayap Patah.

Kutipan sajaknya dikutip di beberapa publikasi. Yang paling terkenal sajak Anakku. Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu/ Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri/ Mereka terlahir melalui engkau tapi bukan darimu/ Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu. Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu/ Karena mereka memiliki pikiran mereka sendiri…

Mendengar kata Kahlil Gibran, memantik hasrat. Sepertinya saya harus ke sana. Melihat kuburan sang idola waktu mahasiswa.

Saya terbang ke Beirut bersama istri memakai Saudi Air dari Jakarta. Ada beberapa teman bergabung. Transit di Jedah. Setelah terbang belasan jam, di Bandara Beirut, kami dijemput staf kedutaan. Baru sekali itu saya mendapat kehormatan dijemput kedutaan. Mimpi apa ini.

Setelah bertemu Mas Yasin, kami bernostalgia dan mengobrol hingga tak ada jeda. Mas Yasin menunjukkan beberapa buku yang telah ditulisnya. Semua buku berbobot. Lalu kami diajak keliling kota Beirut.

“Ada 22 negara di Liga Arab yang berbahasa Arab. Lebanon adalah negeri Arab satu-satunya yang libur di hari Ahad. Lainnya libur di Hari Jumat. Jangan cari padang pasir di sini karena memang tak ada he..he..” kata Pak Dubes bak guide.

“Saya lihat-lihat pohon kurma nggak ketemu dari tadi he..he..”

“Lebanon memiliki musim salju terlama. Dari November bisa sampai Mei. Penduduk Lebanon sekitar 5 juta, yang beragama Kristen 37%, sisanya muslim. Presidennya harus beragama Kristen. Perdana menteri beragama Islam. Separo kabinet dan parlemen harus beragama Kristen. Bahasa sehari-hari memakai Arab, Perancis dan Inggris. Di sini banyak universitas karena masyarakatnya kaya dan berpendidikan tinggi.”

Lihat juga...