JAKARTA – Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, menjamin keamanan data penduduk yang digunakan oleh lembaga keuangan swasta yang telah bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri, karena lembaga tersebut di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Secara prinsip, MoU (nota kesepahaman) dengan lembaga-lembaga keuangan aman karena direkomendasikan OJK,” kata Tjahjo, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (29/7/2019).
Selain diawasi OJK, Tjahjo menambahkan, klausul kerja sama dalam perjanjian antara Kemendagri dengan lembaga-lembaga pembiayaan non-pemerintah itu juga memuat ketentuan untuk tidak menyebarkan data penduduk tanpa seizin Kemendagri atau POLRI.
“Data yang kita MoU-kan dengan perbankan, BPR (Bank Perkreditan Rakyat), lembaga-lembaga swasta lainnya, semua bisa dipertanggungjawabkan,” tambahnya.
Sebelumnya, kerja sama antara Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri dengan ribuan lembaga keuangan dan pembiayaan swasta, menuai kritik terkait potensi kebocoran data.
Kekhawatiran itu muncul karena banyaknya penawaran kredit dan pinjaman yang muncul lewat telepon dan pesan singkat secara acak. Hingga saat ini, Kemendagri mencatat sedikitnya 1.227 lembaga, baik milik pemerintah maupun swasta, dapat mengakses data kependudukan warga negara Indonesia.
Tjahjo menegaskan, meskipun sudah ada kerja sama, lembaga swasta tetap harus meminta izin kepada Kemendagri untuk mengakses data kependudukan tersebut.
“Hanya untuk memastikan saja, jangan sampai ada penipuan, jangan sampai ada penyalahgunaan. Walaupun kerja sama, dia mengakses data juga harus izin,” katanya.