Serikat Pekerja Mathilda Pertamina Tolak Pengalihan LNG ke PGN

Editor: Koko Triarko

BALIKPAPAN – Serikat Pekerja Mathilda Pertamina, menuntut kepada Pemerintah untuk mempertahankan proses bisnis LNG pada Pertamina yang keuntungannya 100 persen untuk kemakmuran rakyat. Tuntutan itu disampaikan melalui aksi puluhan pekerja Pertamina yang tergabung dalam Serikat Pekerja Mathilda Pertamina, di Kantor RU V Balikpapan, Senin (29/7/2019).

Dalam aksi tersebut, mereka juga menuntut kepada pemerintah RI untuk memastikan Pertamina dapat menyusun program kerja rencana bisnis LNG, yang mendukung security of supply nasional,  baik jangka pendek atau pun panjang, karena proses bisnis LNG yang bersifat jangka panjang untuk tetap menjaga kedaulatan energi nasional.

Ketua SP Mathilda Pertamina Balikpapan, Mugiyanto, menyayangkan jika bisnis LNG diserahkan ke PGN, yang notabene PGN memiliki saham 43 persen dimiliki swasta/ asing, sementara Pertagas 56 persen.

Ketua SP Mathilda Pertamina Balikpapan, Mugiyanto, di Kantor RU V Balikpapan, Senin (29/7/2019). -Foto: Ferry Cahyanti

“Kelihatan ada pesan ‘sponsor’ yang berupaya bisnis LNG dialihkan ke PGN. Tentu saja negara menikmati pemasukan tidak lagi bisa 100 persen. Kenapa gak masuk Pertamina saja  sebagai kuasa negara, yang entitas bisnis sudah diakui, yakni sebagai macan dunia produksi gas. Pertamina masuk produsen ke limagas dunia,” tegasnya.

Ia mengatakan, Pertamina melalui Pertagas telah memiliki kemampuan dalam percaturan gas global dengan pasar Asia Timur, seperti Korea, Jepang dan Cina.

“Kenapa ini dialihkan ke PGN yang belum miliki jam terbang di pasar global? PGN hanya kuasai infrastruktur gas di dalam negeri. Tentu pendapatan Pertamina berkurang 6,3 juta USD per tahun,” katanya, saat konferensi pers di Kantor SP Mathilda Balikpapan.

Lihat juga...