TMII Gelar Lomba Lagu Cinta Tanah Air dan Daerah

Editor: Koko Triarko

“Itu kan lagu dengan bahasa daerah. Jadi, secara tidak langsung kita memperkenalkan dan mengarahkan anak belajar bahasa daerah,” tuturnya.

Kompetisi ini juga mengajarkan mereka untuk bersosialisasi, saling mengenal dan menghargai antarpeserta. Mereka juga bisa belajar dari temannya yang tampil lomba, sehingga pengetahuan seninya bertambah.

Diharapkan, manakala mereka kalah pun tetap berjiwa sportif. Karena menang dan kalah dalam perlombaan adalah sebuah prestasi juga. Yang terpenting tetap rendah hati dan tidak menyombongkan diri atas kemenangannya.

“Ajang ini edukasi bagi mereka, dan kalah menang itu biasa, yang terpenting semangat mencintai Tanah Air dan budaya bangsa,” ujarnya.

Lomba ini diperuntukkan bagi anak-anal berusia 7 hingga 13 tahun. Ada pun lagu bertema Tanah Air yang dilombakan, yaitu Indonesia Pusaka, Indonesia Jaya, Rayuan Pulau Kelapa, Nyiur Hijau, dan Tanah Air.

Sedangkan lagu daerah yang dilombakan, di antaranya, Ampar-Ampar Pisang, Bungong Jeumpa, Paris Barantai, Sang Bumi Ruai Jurai, Yamko Rambe Yamko, dan Angin Mamiri.

Ada pun kriteria penilaian, jelas Endang, meliputi nada, irama, dinamika, produk tone atau suara, improvisasi, penguasaan materi, dan penampilan aksi panggung.

Melalui lomba ini, Endang berharap pemenangnya bisa menjadi generasi muda yang nantinya bisa mengikuti iven nasional yang digelar TMII, seperti Parade Lagu Daerah dan sebagainya.

Acara ini diselenggarakan oleh Bagian Diklat dan Pembinaan Potensi, Bidang Program Budaya TMII, dalam rangka memperingati Hari Pahlawan Nasional 2018.

Para juara I, II, III, akan mendapatkan Piala Direktur Utama TMII dan Piagam Penghargaan serta uang pembinaan dari pimpinan anjungan daerah.

Lihat juga...