Orang Suci

CERPEN ARIS KURNIAWAN

“Semua orang punya dukun, punya guru spiritual untuk membantu karir mereka di kantor, di dunia bisnis! Mengusir jin jahat supaya matamu terbuka. Kalau kamu tak percaya dukun, tak percaya kiai, tak percaya yang gaib, terus apa yang kamu percaya supaya hidup kita enak? Apa-apa yang kamu percaya terbukti tak memberikan apa-apa!” Perempuan itu menuduhnya fasik.

Makin lama Faruk merasa hidup dengan orang asing. Sementara Mayang, anak semata wayangnya yang berangkat remaja sudah punya kehidupan sendiri. Dia tak akan mengerti. Lagi pula seorang anak memang tak boleh turut menanggung persoalan yang mengganjal kehidupan orang tuanya.

Faruk tak tahu siapa persisnya yang terus bergerak menjauh, dia ataukah istrinya? Detak waktu hanya menghasilkan getaran yang terus menerus memperlebar jarak antara dia dan perempuan itu.

Mereka tidur bersama sebagaimana layaknya suami istri yang lain. Makanan yang mereka makan tak ada yang berbeda. Bahkan pada suatu masa yang belum terlalu jauh berlalu mereka memasaknya bersama-sama.

Dia mengiris cabai, mengupas bawang, menyiapkan garam dan minyak. Istrinya yang kemudian menuangkan di atas penggorengan. Meraciknya dengan bumbu lainnya. Mereka sama menyukai pedas.

Lalu memakannya di atas meja yang sama dan saling berhadap-hadapan. Memandang mulut satu sama lain mengunyah makanan. Faruk menuang minuman untuknya, dan dia mengambilkan serbet untuk Faruk mengelap sisa minyak di bibir. Tetapi kenapa kini ada sesuatu yang sulit dijangkau dari istrinya.

Minggu lalu Faruk ingat masa kebersamaannya dengan perempuan itu tepat 20 tahun. Lumayan lama. Dalam masa sepanjang itu, tak hanya makan, mereka memiliki kegemaran yang sama berkebun.

Lihat juga...