Banjir Madiun Rugikan Sektor Pertanian Rp8,5 Miliar
MADIUN – Pemerintah Kabupaten Madiun mencatat kerugian di sektor pertanian yang ditimbulkan banjir di daerah setempat mencapai Rp8.509.855.000.
“Hasil pendataan termutakhir, kerugian yang timbul dari sektor pertanian akibat banjir di Kabupaten Madiun mencapai Rp8,5 miliar lebih,” ujar Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Madiun, Edy Bintarjo.
Kerugian tersebut diperoleh dari hasil pendataan sektor pertanian tanaman pangan dan peternakan. Jumlah total kerugian untuk tanaman pangan mencapai Rp8.093.295.000. Sedangkan dari peternakan timbul kerugian Rp416.560.000. Untuk pertanian tanaman pangan, luas lahan sawah yang terendam mencapai 497 hektare. Dari jumlah tersebut, terdapat luas lahan sawah yang gagal panen seluas 69 hektare dengan kerugian mencapai Rp1.973.055.000.
Kemudian kerusakan lahan persemaian seluas dua hektare, dengan kerugian mencapai Rp910.000. Luas lahan sawah tergenang 428 hektare dengan kerugian mencapai Rp6.119.330.000. “Rata-rata tanaman padi yang terendam berusia 70 hari, ada juga dua hektare lahan persemaian,” kata Edy.
Dari sisi peternakan, kerugian sebesar Rp416.560.000 tersebut disumbang dari ternak sapi sebanyak 10 ekor, dengan nilai kerugian sekira Rp181.000.000. Kemudian 69 ekor kambing dengan nilai kerugian sekira Rp103.500.000, dan 4.058 unggas dengan kerugian Rp132.060.000.
Diperkirakan jumlah kerugian tersebut masih bisa bertambah, seiring proses pendataan yang masih terus dilakukan pascabanjir. Adapun, areal sawah yang paling banyak terendam banjir adalah di Kecamatan Balerejo mencapai 147 hektare. Sisanya tersebar di areal sawah daerah lain, seperti Kecamatan Madiun, Wungu, Pilangkenceng, dan lainnya.