Membangun Atap Indonesia dari Kebumen, Berkarya dengan Sumpah Pemuda
OLEH AHMAD ZAKI NUR IHSAN
Ketika Presiden Soeharto memimpin Bangsa Indonesia, kami di Kebumen dan sekitarnya, benar-benar bisa berkarya membangun bangsa melalui produksi Genteng.
Ketika banyak berkarya melalui produk genteng sejak 1920, pergerakan para tokoh pemuda di Kebumen bisa menjadi lebih swadaya dan berdikari. Kebumen menjadi daerah perekonomian yang tumbuh dengan bagus.
Akibatnya, berbagai tokoh pemuda dari Kebumen cukup banyak yang berperan dalam Sumpah Pemuda maupun mempersiapkan proklamasi Kemerdekaan Indonesia tahun 1945.
Dari “tanah air” Kebumen, muncullah tokoh Pemuda pergerakan bernama Abikoesno Tjokrosoejoso, salah satu Bapak Pendiri Kemerdekaan Indonesia dan penandatangan konstitusi. Sebagai adik dari HOS Cokroaminoto, Abikusno juga merupakan anggota Panitia Sembilan yang merancang pembukaan UUD 1945 (dikenal sebagai Piagam Jakarta).
Setelah kematian saudaranya HOS Cokroaminoto pada 17 Desember 1934, Abikoesno mewarisi jabatan sebagai pemimpin Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Bersama dengan Mohammad Husni Thamrin, dan Amir Sjarifoeddin, Tjokrosoejoso membentuk Gabungan Politik Indonesia, sebuah front persatuan yang terdiri dari semua partai politik, kelompok, dan organisasi sosial yang menganjurkan kemerdekaan negara itu.
Setelah kemerdekaan, Abikusno menjabat sebagai Menteri Perhubungan dalam Kabinet Presidensial pertama Soekarno dan juga menjadi penasihat Biro Pekerjaan Umum.
Selain Abikusno, dari Kebumen ini, muncullah pemuda patriot bernama Raden Adipati Arya Poerbonegoro Soemitro Kolopaking (Bupati Kabupaten Banjarnegara sejak 1927 sampai 1945) yang merupakan famili dari Novia Kolopaking.