KAMI adalah Kita

OLEH: NOOR JOHAN NUH

ADAPUN yang dimaksud dengan “kita” adalah orang-orang  sepengharapan  yang merasa terwakili dengan pra deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Merasa terwakili karena wakil rakyat yang dahulu mereka pilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), tidak lagi mewakili aspirasi mereka, dan tidak memenuhi janji kampanye,  melainkan  mewakili kepentingan partai, bahkan telah melenceng jauh dari visi misi partai yang dahulu mereka kampanyekan—yang dahulu mereka janjikan.        

Tokoh-tokoh lintas pakar, lintas agama, non-partisan, hadir dalam pra deklarasi ini. “KAMI pada pemahaman saya merupakan sebuah gerakan moral seluruh elemen dan komponen bangsa lintas agama, suku, profesi,  untuk kepentingan politik kita bersatu,” kata mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Din Syamsudin.

Tokoh yang hadir antara lain Dr. Syahganda Nainggolan, Dr. Ichsanuddin Noorsy, Dr. Refly Harun, Dr. Said Didu,  Rocky Gerung, serta Dr. Rizal Ramli mengikuti secara virtual, dan pra deklarasi ini seperti memberi sinyal bahwa Indonesia perlu diselamatkan. Dalam pembuatan “maklumat” ikut terlibat mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.

KAMI akan mengeluarkan “Maklumat” pada 18 Agustus 2020, satu hari setelah perayaan proklamasi kemerdekaan yang ke tujuh puluh lima tahun. Semoga momentum kemerdekaan dapat dijadikan sebagai momen kesadaran bersama bahwa cita-cita kemerdekaan yang digaungkan para pendiri bangsa seperti sudah jauh panggang dari api.

Memang dalam hukum positif kita tidak mengenal kosa kata “oposisi”, namun untuk membedakan mereka yang berada dalam “posisi” di pemerintahan serta pendukungnya, maka yang di luar pemerintahan wajar saja untuk disebut dengan kata “oposisi”.

Lihat juga...