Warga Manfaatkan Air Hujan untuk Stok Musim Kemarau
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Musim kemarau yang mulai melanda sebagian wilayah Lampung Selatan, kerap diselingi guyuran hujan. Berkah air hujan yang turun selama lebih dari dua jam pun dimanfaatkan warga untuk ditampung.
Edi Gunawan, warga desa Pasuruan, Penengahan, memanfaatkan air hujan dengan alat penampungan dari jerigen. Sulitnya mendapat air kala kemarau membuat air hujan menjadi pilihan.
Hujan deras yang mengguyur, menurutnya jarang terjadi di wilayah tersebut, karena memasuki musim kemarau. Sejumlah tanaman yang telah lama tidak disiram kembali menghijau saat hujan turun turun. Pemanfaatan air hujan untuk stok saat musim kemarau, menjadi pilihan baginya. Sebab, meski memakai sumur bor, debit air memasuki kemarau mulai menurun.

Penurunan debit air sumur gali, terlihat saat proses pengisian toren atau penampungan air. Pada kondisi penghujan dengan kapasitas 1.500 liter, dibutuhkan waktu satu jam. Memasuki musim kemarau, butuh waktu dua jam untuk memenuhi toren. Pilihan menampung air hujan dilakukan dengan menyiapkan sekitar sepuluh jerigen untuk menyimpan air.
“Air akan diendapkan terlebih dahulu pada satu wadah, untuk pemakaian penyiraman closet, mencuci piring dan menyiram tanaman, sehingga air bisa dihemat selama kemarau, kalau air minum kami gunakan dari galon isi ulang,” terang Edi Gunawan saat ditemui Cendana News, Kamis (13/8/2020).
Saat kemarau panjang, Edi Gunawan mengaku pernah memanfaatkan air dari sungai Way Pisang. Menggunakan jerigen, ia harus mengambil air bersih dengan membawa motor. Meski musim kemarau tahun ini mundur, ia menyebut persiapan stok air bersih harus dilakukan sejak awal.