Ibu, Kenapa Burung Dara Itu tak Terbang?

CERPEN UMI SALAMAH

Nenekmu ingin Ibu seperti burung yang terluka itu. Beristirahat sejenak dari kesibukan dunia. Meminta Ibu untuk tidak khawatir dengan perusahaan. Ibu menyesal karena baru menyadarinya setelah kamu pergi. Ibu menyesal telah memaksa kalian. Pulanglah, Keira.

Keira menangis pilu. Dadanya tertikam oleh benda kasat mata yang tajam. Ibunya memintanya pulang. Tetapi apa yang telah dia lakukan selama ini? Acuh tak acuh pada permintaan yang dianggap main-main olehnya.

Keira mengaku sekarang. Dia pergi bukan untuk mengejar cita-citanya. Melainkan untuk ego dan balas dendam. Ingin membuktikan pada ibunya kalau dirinya baik-baik saja tanpa dirinya. Dia sangat menyesal sekarang karena tidak dapat menemani ibunya di saat sakit.

Sambil memeluk surat pemberian ibunya, Keira menemui Hendra. Kakaknya panik dengan kondisi Keira yang menangis. Keira menggeleng lemah mengatakan dirinya tidak baik-baik saja.

“Kakak, antarkan Keira ke makam Ibu,” pinta Keira. ***

Kebumen, 7 Juni 2018

Umi Salamah lahir di Kebumen, 21 April 1996. Menulis novel, cerpen, puisi, dan artikel. Karyanya termuat dalam berbagai antologi cerpen dan puisi dan di berbagai media cetak. Buku terbarunya Because You Are My Star (novel remaja kontemporer, Alra Media, 2017).

Redaksi menerima kiriman cerpen. Tema bebas yang pasti tidak SARA. Naskah cerpen orisinil, belum pernah tayang di media lain dan juga belum pernah dimuat di buku. Kirimkan karya beserta biodata dan nomor ponsel ke editorcendana@gmail.com Disediakan honorarium bagi karya yang ditayangkan

Lihat juga...