Ibu, Kenapa Burung Dara Itu tak Terbang?

CERPEN UMI SALAMAH

Setelah itu, Hendra keluar dari kamar Keira. Meninggalkan Keira yang termenung seorang diri. Dia merebahkan diri di ranjang. Kepalanya ditolehkan ke kiri. Tatapannya memerangkap bingkai foto. Foto dirinya dengan Ibu.

Ada yang aneh dengan bingkai foto tersebut. Lima tahun yang lalu, dia membanting bingkai itu sebelum pergi. Tetapi sekarang bingkai itu utuh. Pasti ada yang menggantinya.

Dulu, Keira membanting bingkai foto dirinya dengan ibu karena marah. Dia sangat membenci ibunya. Karena ibunya dia pergi meninggalkan Indonesia dan memilih tinggal di Korea Selatan. Dia punya alasan yang kuat untuk melakukannya.

Ibu, sosok yang seharusnya selalu mendukung keputusan anaknya malah menjadi monster penghalang. Menghancurkan mimpi-mimpi yang dibangun oleh ketiga anaknya.

Ibunya memang orang yang keras. Sejak dia menggantikan posisi kepala rumah tangga. Ketiga anak lelakinya telah menjadi korbannya. Ibunya sedari awal telah memilihkan tempat sekolah, kuliah, pekerjaan, dan pasangan hidup. Segalanya diatur sesuai keinginan ibunya.

Keira yang melihat betapa ketiga kakaknya menderita karena harus mengikuti kemauan ibunya, akhirnya melawan. Dia punya mimpi sendiri. Ingin menjadi seorang dosen dibandingkan harus mengurus perusahaan. Dia tidak menyukai dunia bisnis. Ibunya marah, tentu saja. Tetapi Keira tidak ingin seperti ketiga kakaknya.

Dalam hati kecil Keira, dia memaklumi sikap ibunya. Ibu bukan seorang yang keras dulu. Dia penuh kasih sayang. Sebelum dia menggantikan posisi sebagai kepala rumah tangga. Mengharuskan dia kehilangan cita-citanya untuk menjadi pemahat patung. Kesibukan mengurus perusahaan, menggerus kecintaannya pada seni pahat.

Lihat juga...