Sangko Sajian Sambut Syawal

“Membuat kue sangko hingga matang itu bukan dibakar ataupun di goreng, tapi dihangatkan di atas uap air yang direbus di dalam rantang,” katanya, Sabtu (8/7/2017).

Cici menyebutkan, jika membuat kue sangko tidak sesuai aturan, maka kue sangkoya bisa keras dan tidak bisa makan lagi. Bahkan, pernah orang lain yang nekat membuat sangko ini, hasilnya kue sangkonya sekeras batu, dan saat dilempat ke dinding rumah, kue nya tidak hancur.

Artinya, untuk menciptaka kue sangko yang lezat, butuh arahan dari nenek yang benar-benar memiliki pengalaman dalam membuat kue sangko.

Selain itu, alasan kue sangko sangat dicari saat menyambut tamu pada Syawal, karena cita rasanya merupakan warisan dari nenek terdahulu yang khas dari Minang.

“Berbicara kue ini, selain kue sangko, juga ada yang menyajikan kue sapik. Kalau kue sapik itu, sudah tidak asing lagi, dan bahkan di toko-toko oleh-oleh sudah ada yang jual kue sapik itu,” ujarnya.

Sementara itu, Candra menyatakan, rasa kue sangko yang manis dan dicampuri tepung berasa ketan putih, menjadi rasa yang mengasyikan saat sampai di mulut dan saat tercicipi oleh lida.

“Di rantau mana ada kue sangko ini, jadi pas mudik kemarin saya minta dibungkus sama amak, dikarenakan kue sangko ini masih bisa dimakan dengan waktu yang cukup lama,” katanya.

Menurut Candra, kue sangko akan lebih enak, jika dihangatkan di dalam tempat masak nasi di saat nasi mulai masak. Jadi, meskipun sudah mencapai tiga hari, apabila dihangatkan kembali, maka rasa enanknya akan muncul lagi.

Lihat juga...