Produsen Kerupuk Penengahan Terkendala Garam Mahal dan Hujan
LAMPUNG – Usaha rumahan pembuatan kerupuk rasa ikan dan kerupuk seblak di Desa Pasuruan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan ikut mengalami dampak kelangkaan sekaligus mahalnya harga garam kasar di pasaran ditambah dengan kondisi cuaca kerap hujan dan mendung dalam beberapa pekan terakhir.
Menurut Rusmin, salah satu karyawan produsen kerupuk rasa ikan tersebut dengan bahan baku tepung tapioka, perisa ikan dan garam yang menjadi penyedap rasa dan rasa gurih proses pembuatan kerupuk tidak mengurangi takaran bumbu meski harga garam mahal. Selain berimbas pada kualitas rasa pengurangan takaran garam justru akan mengurangi tingkat keawetan kerupuk dalam penyimpanan karena garam bisa berfungsi sebagai pengawet.
Proses pembuatan kerupuk sebagai makanan tambahan dan sajian pelengkap berbagai kuliner tersebut diakui Rusmin mengolah sebanyak 200 kilogram bahan baku dari tepung tapioka dan berbagai campuran bumbu lain. Menggunakan mesin khusus dan dikerjakan oleh sebanyak enam orang proses pencetakan dilakukan dalam alat khusus yang selanjutnya akan dikukus menggunakan dandang berukuran besar dengan kayu bakar. Satu orang karyawan bahkan secara khusus melakukan proses pengukusan sebelum kerupuk yang ada dalam cetakan dipindahkan ke para para terbuat dari bambu untuk proses penjemuran.
“Saat harga garam mahal dan langka proses pembuatan memang tetap berjalan meski tidak dilakukan proses pengurangan takaran selain itu kerap hujan dan mendung ikut menghambat penjemuran,” terang Rusmin saat dijumpai Cendana News di lokasi pembuatan kerupuk di Desa Pasuruan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan, Sabtu (29/7/2017).