23 Pemudik Terlantar di Pelabuhan Semayang Balikpapan

BALIKPAPAN — Belum memperoleh tiket kapal laut, 23 pemudik asal Sangkulirang, Kutim dan Kabupaten lainnya di Kalimantan Timur, tujuan Makasar dan Pare-Pare, terlantar di Pelabuhan Semayang Balikpapan.
Selain belum memiliki tiket mudik ke daerah asal, pemudik juga mengeluhkan fasilitas MCK yang harus membayar mahal. Keluhan itu langsung disampaikan ke Walikota dan Wakil bersama unsur Muspida, saat melakukan sidak ke Pelabuhan Semayang, Selasa (20/6/2017).
“Saya mau ke Flores, tidak apa-apa kalau ke Makassar, yang penting bisa pulang. Sudah cari tiket tiga hari ini, tapi belum dapat,” ungkap Evi, salah seorang pemudik kepada Walikota Balikpapan, Rizal Effendi, saat datang ke ruang tunggu Pelabuhan Semayang.
Menurut Evi, sudah tiga hari di pelabuhan biaya yang dikeluarkan cukup besar karena MCK yang disediakan dipungut cukup mahal. “Sekali makan di sini Rp10 ribu, belum lagi kalau mau mandi. Kencing bayar Rp10 ribu di WC umum,” keluhnya.
Dengan keluhan yang disampaikan pemudik tersebut, Rizal meminta kepada Pelindo, KSOP dan Pelni untuk memberikan kemudahan kepada pemudik dalam memperoleh tiket, meski kini membelinya melalui online.
“Pelni sudah jamin akan diangkut besok. Mereka ini kan tiketnya online, nanti dilihat mana yang kosong segera diisi. Tapi, dijamin mereka akan bisa berangkat,” tegasnya.
Menanggapi keluhan bayar jasa MCK, Rizal mengaku sudah berkoordinasi dengan Pelindo dan KSOP. Pihaknya juga minta agar toilet mobil ini ditambah. “Tadi sudah diperbaiki, WC tidak mahal.  Tadi Pak Kapolres perintahkan Kapolsek untuk jangan juga misalnya itu kadang-kadang dimanfaatkan oknum petugas, pimpinan tidak tahu. Jadi, kita saling koordinasi bukan cari kesalahan. Kita berikan kenyamanan bagi saudara-saudara kita mudik. Jangan dipalak, jangan dipungli. Mereka sangat tersiksa sudah berhari-hari menunggu,” tukasnya.
Lihat juga...