Peduli Pendidikan, Karang Taruna Hadirkan Program “Kampung Sinau”

SENIN, 7 MARET 2016
Jurnalis: Agus Nurchaliq / Editor : ME. Bijo Dirajo / Sumber foto: Agus Nurchaliq

MALANG — Berlatar belakang keprihatinan dan keinginan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekitar tempat tinggalnya, muda-mudi Karang Taruna Kelurahan Cemorokandang (Kataceka) kota Malang membuat sebuah program yang diberi nama “Kampung Sinau”.
Pendidikan di Kampung Sinau
Ketua Karang Taruna, Muhamad Toha Mansur Al Badawi mengatakan, Kampung Sinau merupakan program kerja Karang Taruna RW 04 Kelurahan Cemorokandang di bidang pendidikan, seni dan budaya. 
“Kampung Sinau ini sendiri terbentuk pada tanggal 28 Maret 2015 dan berlokasi di Jalan Untung Sudiro, tepatnya di Gang Singo RT 04 RW 04,” ujarnya kepada Cendana News, Senin (7/3/2016).
Ia menjelaskan, terbentuknya Kampung Sinau didasari atas keprihatinan muda-mudi Karang Taruna terhadap pendidikan anak-anak yang orang tuanya kurang mendukung . Banyak anak-anak disekitar tempat tinggalnya yang hanya lulusan Sekolah Dasar (SD) tanpa mau melanjutkan ke jenjang selanjutnya. 
“Kebanyakan dari mereka yang tidak melanjutkan sekolahnya, setelah lulus SD langsung ikut bekerja dengan orang tuanya di sawah atau bekerja di bangunan,”sebutnya.
Diakui Mansur, hal tersebut sudah biasa terjadi di kampungnya. Banyak anak-anak tidak melanjutkan pendidikannya karena kurang ada dukungan dari orang tua. Mereka biasanya menyerahkan keputusannya kepada anak-anaknya.
“Kamu lulus SD mau meneruskan sekolah atau tidak, terserah kamu”, kata-kata seperti itu yang biasa dilontarkan orang tua kepada anaknya. Mansur menambahkan, meskipun demikian tidak sedikit pula anak-anak yang tetap melanjutkan pendidikannya hingga ke jenjang Sarjana.
“Dilatar belakangi hal tersebut, akhirnya terbentuklah Kampung Sinau,”urainya.
Mansur mengungkapkan, ada beberapa kegiatan dan juga materi yang diajarkan di Kampung Sinau yaitu bimbingan belajar untuk Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Atas. Sedangkan dibidang kesenian ada tari, musik dan lukis.
“Untuk pengajarnya kami dibantu volunteer dari mahasiswa berbagai Universitas di Malang, diantaranya mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) dan Universitas Islam Malang (UNISMA) serta para seniman yang ada di kelurahan Cemorokandang,”ungkap alumnus Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 1 Kota Malang ini.
Ia menambakan, Kampung Sinau terbuka untuk umum dan tidak terbatas hanya dari wilayah Cemorolandang saja. Siapa saja yang ingin belajar dan bermain bisa datang kesini tanpa dipungut biaya. Para volunteer disini juga tidak menerima bayaran.
“Siapa yang ingin berbagi ilmu disini, silahkan,”ucapnya.
Bekerjasama dengan Rumah Inspiratif UM, sekarang pihaknya sedang mengumpulkan donasi buku bekas untuk keperluan pembuatan Perpustakaan Alam di Kampung Sinau. Selain untuk kebutuhan perpustakaan, buku-buku yang terkumpul tersebut nantinya setiap sore akan di bawa keliling desa agar anak-anak bisa dengan mudah mendapatkan buku bacaan.
Selain kegiatan belajar mengajar, Kampung Sinau juga sering mengadakan acara-acara.
“Kita pernah mengadakan acara skala regional Jawa Timur ‘Pelangi Nusantara’ yang dihadiri oleh 64 komunitas dari berbagai daerah dan para seniman Malang Raya,”ungkapnya.
Dalam waktu dekat pihaknya juga akan mengadakan pameran lukisan water color di Galeri Semeru Art. Dalam gelaran pameran tersebut akan kita tonjolkan hasil karya lukisan dan seni lainnya dari masyarakat dan juga dari anak-anak Kampung Sinau.
Sementara itu, Mansur mengaku kini jumlah anak didiknya jauh berkurang. Awal-awal ia memiliki murid mencapai 173 anak yang hanya bertahan selama enam bulan. Memasuki bulan ketujuh turun menjadi 60 anak dan sekarang hanya tersisa 30an anak saja.
“Mungkin para orang tua belum sepenunya percaya dengan muda-mudi Karang Taruna karena masih baru,”akunya. 
Selain itu menurutnya, berkurang jumlah anak didiknya juga disebabkan karena karakter anak-anak di kampungnya lebih suka berkesenian daripada pelajaran.
“Anak-anak disini lebih suka tampil atau pentas, sehingga setiap tiga bulan sekali Kampung Sinau mengadakan pagelaran untuk menarik minat anak-anak,”terangnya.
Mansur juga menjelaskan bahwa dukungan dari masyarakat sendiri terhadap keberadaan Kampung Sinau bisa di bilang kurang. Dari sembilan RT yang ada, hanya dua RT yang Alhamdulillah memberikan dukungan positif kepada Kampung Sinau.
Ia juga menyayangkan belum adanya dukungan dari pemerintah terutama dari pihak kelurahan terhadap Kampung Sinau hingga sekarang.
“Sampai sekarang sama sekali belum ada perhatian maupun bantuan dari pihak kelurahan maupun pihak terkait lainnya. Pendanaan untuk Kampung Sinau juga berasal dari anggota Karang Taruna sendiri, tidak ada dana dari pihak lain,”kelunya.
Namun begitu, belakangan ini kami mendapat sinyal positif dari sekolah-sekolah yang ada. Banyak sekolah khususnya sekolah dasar yang ingin bekerjasama dengan kami dalam bidang seni dan budaya.
“Pada hari Minggu mereka ingin anak-anak didiknya bisa belajar di Kampung Sinau,”pungkasnya.
Lihat juga...