Hari Musik Nasional, SD Juara Bandung Kampanyekan Lagu Anak

SENIN, 7 MARET 2016
Jurnalis: Rianto Nudiansyah / Editor : ME. Bijo Dirajo / Sumber foto: Rianto Nudiansyah

BANDUNG — Menyambut peringatan hari musik nasional, yang jatuh pada 9 Maret mendatang, SD Juara Kota Bandung mengkampanyekan lagu anak-anak, di Taman Musik, Jalan Belitung, Kota Bandung, Senin (7/3/2016).
SD Juara Kota Bandung kampanyekan lagu anak-anak di Taman Musik
Memang dewasa ini, pamor lagu anak kian redup seiring minimnya penayangan di media elektronik. Kini anak-anak terpaksa dijejali lagu dewasa, bahkan tak sedikit pula lagu dengan lirik yang vulgar. Karena itu, SD Juara yang mayoritas siswanya yatim dan dhuafa menggelar acara dengan tajuk ‘Aku Suka Lagu Anak’.
“Kita cukup prihatin dengan lagu khususnya untuk anak-anak, Jadi berharap anak-anak tidak terbawa pada lagu remaja atau dewasa,”tutur Kepala Sekolah SD Juara Bandung, Tito Suhendar disela acara.
Menurut dia, orang tua hanya bertugas mengawasi saja, agar lagu yang tidak pantas, tak didengar oleh sang anak. Namun, tanggung jawab ada di media elektronik sebagai pihak yang menayangkan. Dia berharap, anak Indonesia bisa kembali menikmati lagu yang sesuai dengan tingkat kedewasaannya.
“Jadi kita ingin tidak hanya kepada orang tua, tapi mengkampanyekan juga kepada masyarakat luas untuk cintai lagi lagu-lagu anak,” ujarnya.
Pada acara ini, para siswa-siswi kelas 1 hingga kelas 6 SD Juara giliran menampilkan bakatnya dalam berkesenian. Diantaranya kabaret dengan mengusung lagu anak seperti, Bangun tidur, Naik kereta api, Aku seorang kapiten, Becak,  Kupu-kupu, Pelangi-pelangi. Selain itu, ada pula penampilan kesenian khas Jawa Barat, seperti degung dan jaipongan.
Selain itu, Tito juga prihatin, anak-anak saat ini tidak mengenal alat-alat musik tradisional. Padahal di ‘Tatar Pasundan’ saja alat musik khasnya banyak, apalagi se-Indonesia.
“Memang cukup prihatin ya, bahkan ada anak-anak yang tidak mengenal alat musik tradisional, seperti ‘karinding’ misalnya, rata-rata anak itu tidak tahu,” ucapnya.
Idealnya, anak-anak lebih dulu dikenalkan pada alat musik lokal sebelum memainkan alat musik dari luar Indonesia. Misalnya, seperti gitar dan biola.
“Saya pikir kalau untuk pengenalan memang harus dari dini, misal dengan adanya ekstrakurikuler musik tradisional di tiap Sekolah,” pungkasnya.
Lihat juga...