MINGGU, 6 MARET 2016
Jurnalis : Rustam / Editor : ME. Bijo Dirajo / Sumber Foto: Rustam
KENDARI — Dari Wuta Konawe (Bumi Kabupaten Konawe), Provinsi Sultra, memperkenalkan kuliner masakan ayam tawaoloho yang dipercaya dapat menambah stamina tubuh, terutama saat lelah bekerja seharian. Masakan ayam tawaoloho biasanya dikonsumsi bersama makanan sinonggi yang terbuat dari sagu.
![]() |
Ayam Tawaoloho |
Ayam tawaoloho salah satu kekayaan budaya nusantara Indonesia. Masakan ayam tawaoloho ini menurut kalangan etnis Tolaki yang mendiami wilayah daratan Bumi Anoa (sebutan lain Provinsi Sultra) tidak mengandung kolesterol. Sebab diolah dengan cara yang sangat sederhana, tidak membutuhkan bumbu masak yang banyak.
Orang di kampung Pondidaha, Kabupaten Konawe, dulunya tidak mengenal ayam potong. Mereka hanya tahu ayam kampung. Jenis ayam yang dipelihara secara turun temurun.
Untuk membuat masakan ayam tawaoloho, daging ayam yang dipakai masyarakat Pondidaha, biasanya ayam yang berumur antara 10 sampai 12 bulan. Dimana dagingnya masih sangat empuk bila dimasak.
Potong daging ayam sesuai ukuran, lalu cuci dengan bersih hingga bau anyir hilang dan air cucian ayam tidak merah karena pengaruh darah ayam.
Setelah itu masukkan ke dalam panci. Tuangkan air secukupnya, lalu masukkan garam secukupnya. Setelah itu, kasih petsin seujung sendok atau secukupnya.
Setelah itu, masukkan beberapa lembar daun kedondong yang masih muda ke dalam panci ayam. Lalu rebus sampai mendidih, masukkan bubuk merica yang sudah ditumbuk halus secukupnya.
Agar aroma masakan ayam tawaoloho lebih harum, biasanya ditambahkan irisan tomat dan daun kemangi. Biarkan beberapa saat mendidih secara bersama-sama dalam panci Masakan ayam tawaoloho.
Setelah dipastikan sudah masak, masakan ayam tawaoloho diangkat dari tungku lalu dihidangkan hangat-hangat dengan menu makanan sinonggi.