MINGGU, 6 MARET 2016
Jurnalis : Henk Widi / Editor : ME. Bijo Dirajo/ Sumber Foto: Henk Widi
LAMPUNG — Jelang Hari Suci Nyepi, ribuan umat pemeluk Hindu Bali di Provinsi Lampung berbondong bondong menuju pantai Onar di Desa Tridharmayoga Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan untuk merayakan Hari Suci Melasti, Minggu (6/3).
![]() |
Ribuan umat Hindu Bali di Provinsi Lampung melangsungkan upacara Melasti di beberapa pantai di Lampung |
Perayaan Melasti oleh umat Hindu Bali yang ada di wilayah Kabupaten Lampung Timur dan Kabupaten Lampung Selatan berpusat di Pura Segara Putih, di Pantai Batu Putih Kecamatan Ketapang. Sejak Sabtu dan pada hari Minggu, umat Hindu melakukan ritual penyucian diri di pantai Onar.
Menurut salah satu tokoh umat Hindu Bali di Lampung Selatan, Wayan Sude, ritual penyucian diri yang dikenal dengan banyu pinaruh tersebut merupakan simbol penyucian diri dari segala hal buruk dan disimbolkan dengan turun ke laut di pantai onar Tridharmayoga. Mengenakan ikat kepala putih serta berpakaian khusus untuk sembahyang umat Hindu tak lupa membawa perlengkapan sembahyang tanpa kecuali sesaji yang akan digunakan dalam ritual.
“Setelah dilakukan upacara khusus umat menyucikan diri di pantai atau mandi di laut sebagai simbol penyucian diri dan secara kebetulan pantai onar menjadi lokasi yang dekat dengan pura di wilayah kami,” ungkap Wayan Sude kepada Cendana News, Minggu (6/3/2016).
Pada ritual tersebut juga dilaksanakan pengambilan air suci atau Ngamet Tirta Amerta Sanjiwani. Selain untuk menyucikan peralatan sembahyang, air tersebut juga dipercikan kepada umat yang mengikuti jalannya acara.

Prosesi upacara Melasti dimulai dengan Mendhak Bathara, Mecaru, Labuhan, pengambilan tirta suci dan persembahyangan.
Acara kemudian ditutup dengan pemercikankan air suci dan bija (beras) kepada umat sebagai lambang kemakmuran dan kesejahteraan.
Adapun pada puncak hari Raya Nyepi, seluruh umat Hindu akan melaksanakan catur brata penyepian. Hal itu dilakukan untuk menyucikan diri.
Dalam sehari semalam, mereka dilarang menyalakan api atau disebut ritual amati geni, amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tak bepergian) dan amati lelanguan (tidak bersenang-senang).
Prosesi Melasti yang diikuti oleh umat Hindu dilakukan di dekat pantai Kecamatan Ketapang. Upacara ini dilakukan untuk membersihkan diri dari segala hal buruk untuk menyambut tahun baru yang akan datang. Beberapa benda pusaka milik pura juga dibersihkan pada saat ritual ini, seperti arca, pralingga dan pratima.

Menurut Wayan Sude yang juga ketua Parisadha Hindu Dharma Kabupaten Lampung Selatan bidang Pendidikan, pelaksanaan upacara Melasti disebutkan dalam lontar Sundarigama manungsa kabeh angaturaken prakerti ring prawatek dewata, yang berarti manusia semua menghaturkan persembahan kepada sang pencipta.
“Sebagai umat Hindu seperti di Provinsi Bali, umat Hindu melaksanakan upacara Melasti dengan mengusung pralingga atau pratima Ida Bhatara dan segala perlengkapannya dengan hati tulus ikhlas, tertib dan hidmat menuju samudra atau mata air lainnya yang dianggap suci,” ungkapnya.
Upacara tersebut, terang Wayan Sude, dilaksanakan dengan melakukan persembahyangan bersama menghadap laut.
“Setelah upacara Melasti usai dilakukan, pratima dan segala perlengkapannya diusung ke Balai Agung di Pura Desa. Sebelum ngrupuk, dilakukan nyejer dan selama itu umat melakukan persembahyangan,” tuturnya.

Upacara Melasti ini jika diperhatikan identik dengan upacara Nagasankirtan di India. Dalam upacara pratima yang merupakan lambang wahana Ida Bhatara, diusung keliling desa menuju laut dengan tujuan agar kesucian pratima itu dapat menyucikan desa.
“Sedang upacara Nagasankirtan di India, umat Hindu berkeliling desa, mengidungkan nama-nama Tuhan (Namas-maranam) untuk menyucikan desa yang dilaluinya,” katanya menjelaskan.
Ritual tersebut, katanya, dilaksanakan selambat-lambatnya pada tilem sore, pelelastian harus sudah selesai secara keseluruhan, dan pratima yang disucikan sudah harus berada di bale agung.
“Ritual Melasti dilengkapi dengan bermacam-macam sesajen, baik sesajen khas Jawa maupun Bali. Sesajen tersebut sebagai simbolisasi Trimurti, tiga dewa dalam Agama Hindu, yaitu Wisnu, Siwa, dan Brahma. Serta diarak pula simbol singgasana Dewa Brahma yaitu ’Jumpana’,” ujarnya menjelaskan.
Makna upacara Melasti yakni proses pembersihan lahir batin manusia dan alam, ujar dia, dengan jalan menghayutkan segala kotoran menggunakan air kehidupan. Ia menuturkan, prosesi sembahyang dilakukan di sumber- sumber air dan dilaksanakan selambat-lambatnya menjelang sore.
“Upacara ini juga bertujuan memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar umat Hindu diberi kekuatan dalam melaksanakan rangkaian Hari Raya Nyepi,” katanya.
Tujuan dari upacara Melasti adalah untuk penyucian diri. Dalam upacara Melasti menurut Lontar Sunarigama dan Sang Hyang Aji Swamandala, kata Wayan Sude menambahkan, ada empat hal yang dipesankan dalam upacara Melasti tersebut.
“Pertama untuk mengingatkan umat agar meningkatkan terus baktinya kepada Tuhan atau ngiring parwatek dewata. Kedua peningkatan bakti itu untuk membangun kepedulian agar dengan aktif melakukan pengentasan penderitaan hidup bersama dalam masyarakat atau anganyutaken laraning jagat,” terangnya.

Adapun yang ketiga,untuk membangun sikap hidup yang peduli dengan penderitaan hidup bersama itu harus melakukan upaya untuk menguatkan diri dengan membersihkan kekotoran rohani diri sendiri (anganyut aken papa klesa).
“Keempat dengan bersama-sama menjaga kelestarian alam ini (anganyut aken letuhan bhuwana). Dengan melakukan empat hal itu barulah manusia berhak mendapatkan sari-sari kehidupan di bumi ini (amet sarining amerta ring telenging segara),” jelas Wayan Sude.
Pantauan Cendana News, ribuan umat Hindu Bali mulai berdatangan sejak pagi terutama dari wilayah Kabupaten Lampung Timur menggunakan berbagai jenis kendaraan, sementara itu dari Kabupaten Lampung Selatan umat Hindu Bali berdatangan dari wilayah Kecamatan Bakauheni dan Kecamatan Ketapang. Lokasi pantai yang berada di Jalan Lintas Timur tersebut dijaga ketat oleh anggota Koramil Penengahan dan anggota Polsek Penengahan.
“Kita melakukan pengaturan lalulintas untuk umat Hindu yang akan merayakan Melasti di pantai terutama karena jalur ini merupakan jalur Lintas Sumatera,”ungkap Bripka Nurkholis, Kepala Pos Polisi Taman Sari.
![]() |
Ribuan umat Hindu Bali di Provinsi Lampung melangsungkan upacara Melasti di beberapa pantai di Lampung |
Puluhan polisi tampak berjaga untuk memberi keamanan dan kelancaran bagi umat Hindu yang merayakan Melasti di Pantai Desa Tridharmayoge tersebut.