BUDAYA GO! 2025, 20 Finalis Pamerkan Inovasi Digital Berbasis Kekayaan Budaya di Indonesia
Wamenbud Giring turut menyampaikan bahwa jalan kebudayaan harus berjalan dengan benar.
Menurutnya menjaga orisinalitas kebudayaan merupakan tugas Kementerian Kebudayaan. Tapi tugas tenaga muda adalah mengembangkan dan memanfaatkannya agar kebudayaan menjadi sumber penghasilan yang memiliki unsur ekonominya, bisnis, dan menghadirkan lapangan
pekerjaan.
Wamenbud Giring Ganesha mengingatkan bahwa karya para peserta tidak boleh berhenti setelah kompetisi usai. Menurutnya, pemerintah siap memfasilitasi kolaborasi lanjutan agar produk- produk digital tersebut bisa terhubung dengan industri kreatif, museum, maupun institusi pendidikan.
“Teman-teman harus terus didukung. Karena bagi saya, dua puluh karya ini adalah pemenang. Kita akan perkenalkan ke jaringan-jaringan yang tepat,” tutup Wamen Kebudayaan.
Direktur Pengembangan Budaya Digital Kementerian Kebudayaan, Andi Syamsu Rijal, menyebutkan bahwa kompetisi ini bukan hanya ajang penilaian, tetapi langkah strategis untuk memperkuat posisi budaya Indonesia di ruang digital.
Dari ratusan tim, akhirnya 20 tim paling unggul berdiri di hadapan kita dengan karya terbaik mereka. Banyak di antaranya sudah menggunakan teknologi tingkat lanjut seperti AI, AR/VR, hingga pengembangan gim untuk edukasi budaya.
“Seluruh inovasi finalis tahun ini bergerak dalam tiga area utama: literasi budaya, konservasi digital, dan pengembangan ekonomi budaya,” jelasnya.
Meski pemenang sudah ditetapkan, pihak penyelenggara menegaskan bahwa kompetisi ini tidak sekadar mencari karya terbaik, melainkan membangun ekosistem budaya digital jangka panjang.
Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Ahmad Mahendra, menyebut karya para finalis sebagai “embrio ekosistem” yang kelak dapat memperkuat posisi budaya Indonesia di era yang semakin terdigitalisasi.