Pentingnya Peningkatan Kompetensi Budi Daya dan Penangkapan Ikan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

JAKARTA – Target Indonesia untuk menjadi Pusat Bahari tingkat internasional tentunya perlu didukung, bukan hanya dari regulasi saja tapi juga dari kompetensi para nelayan sebagai pelaku tangkap maupun budidaya.

Ketua Bidang Pengembangan Usaha Perikanan dan Investasi, Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), Wanto Asmin, menyatakan kompetensi sumber daya manusia nelayan Indonesia bisa dikatakan belumlah baik.

“Artinya, kalau memang targetnya adalah mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya perikanan dan kelautan yang berkelanjutan, maka pemerintah perlu untuk melakukan peningkatan kompetensi nelayan, dalam hal penangkapan, budidaya dan penggunaan teknologi guna mengoptimalkan hasil sumber daya Indonesia,” kata Wanto saat ditemui di perusahaan miliknya di Muara Angke Jakarta, Senin (18/10/2021).

Ia memaparkan paling tidak, sedikitnya ada sekitar 60-70 persen dari para nelayan adalah tidak memiliki pendidikan yang cukup atau bahkan tak berpendidikan. Sementara yang berpendidikan menengah hanya 20-30 persen.

Cumi beku dikeluarkan dari cold storage yang bersuhu minus 20 derajat Celcius untuk didistribusikan, disampaikan oleh Ketua Bidang Pengembangan Usaha Perikanan dan Investasi, Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Wanto Asmin saat ditemui di Muara Angke Jakarta, Senin (18/10/2021) – Foto: Ranny Supusepa

“Hanya sekitar 10 persen saja yang masuk ke jenjang pendidikan tinggi. Itu pun, saat selesai sekolah, mereka tidak menjadi nelayan. Mereka menjadi peneliti atau menjadi petugas pemerintah. Lalu bagaimana nelayan sebagai penangkap ikan,” ucap Wanto.

Lihat juga...