Keracunan MBG: Desentralisasi Layanan & Koperasi Siswa

Wali Murid (anggota koperasi): terlibat dalam pengambilan keputusan koperasi. Ikut mengawasi kualitas makanan setiap hari. Memberi feedback tentang kepuasan siswa. Ikut Rapat Anggota untuk mengganti pengurus koperasi bila ada masalah.

Makanan / UMKM Mitra/ termasuk kantin sekolah: memasak & mengantar makanan sesuai menu & standar gizi. Menjaga kebersihan dan ketepatan waktu. Menyimpan bukti belanja bahan. Menerima pembayaran sesuai porsi yang disetujui. Berhak mengusulkan menu alternatif sesuai bahan lokal.

Dinas Kesehatan / Puskesmas: melakukan inspeksi hygiene warung & uji sampel makanan berkala. Memberikan rekomendasi perbaikan atau larangan produksi jika tidak layak.

Walaupun tidak mengelola secara langsung, siswa sejak dini dikenalkan “ekonomi Pancasila”. Dikenalkan RAT (Rapat Anggota Tahunan), laporan keuangan, jenis usaha koperasinya sendiri.

MBG bukan semata revolusi gizi berbasis sumberdaya pangan lokal. Melainkan sebagai kaderisasi ekonomi Pancasila melalui Koperasi Siswa. Semua elemen merasa dilibatkan. Termasuk orang tua.

Jika tidak diterapkan secara penuh, bisa saja dilakukan secara hybrid. Sistem saat ini tetap berjalan jika tidak ada masalah. Dibuka juga opsi melalui Koperasi Siswa. Untuk mengatasi masalah Workload.

Lebih realistis bukan?

 

Lihat juga...