Driver Ojol dan Revitalisasi Gerakan Koperasi

Catatan Harian Abdul Rohman Sukardi

 

 

Koperasi dijadikan kementerian mandiri. Pada Kabinet Merah Putih (KMP) ini. Sebagaimana era Orde Baru dulu. Era ketika gerakan koperasi digeloraka secara masif. Puluhan ribu koperasi berdiri.

Pada era reformasi, gerakan koperasi redup.  Digabung UMKM. “Idiologi” utamanya memberi kredit usaha kecil. Entah usaha berbasis kedaulatan ekonomi dalam negeri. Atau perpanjangan marketing produk luar. Semua dipukul rata. UMKM.Akhir era Orde Baru, koperasi dikritik tajam. Dituding sebagai “kebijakan jenggot”. Kegiatan ekonomi ditumbuhkan dari negara. Dari atas. Bukan gerakan tumbuh dari bawah. Ke mana-mana Presiden Soeharto selalu mengkampanyekan koperasi.

Era reformasi banyak koperasi berguguran. Termasuk KUD. Koperasi Unit Desa. Ujung tombak kedaulatan pangan itu mati. Nyaris tak tersisa.

Kebijakan Presiden Prabowo bisa dijadikan momentum. Revitalisasi gerakan koperasi. Amanat konstitusi itu hampir tiga dekade reformasi mati suri. Kini perlu diarusutamakan kembali.

Setidaknya ada tiga fokus utama. Tiga langkah yang mesti ditempuh. Pengarusutamaan idiologi gerakan koperasi itu.

Pertama, digitalisasi database koperasi sehat. Untuk mengetahui secara mudah, koperasi yang benar-benar sehat secara bisnis. Maupun koperasi papan nama belaka. Termasuk didalam lingkup langkah ini adalah upaya sinergisitas bisnis antar koperasi yang sudah ada. Maupun pengembangan pasar bersama di dalam negeri maupun ekspor.

Beragam flatform bisnis seperti shofee, tokopedia, alibaba, dan sejenisnya. Esensinya merupakan jaringan koperasi. Minus kepemilikan bersama. Sedangkan koperasi merupakan usaha bersama yang masih terpisah-pisah satu sama lain. Oleh karena itu perlu diasatukan sebagai kekuatan jaringan produksi, sekaligus jaringan distribusi dan jaringan pasar. Melalui teknologi digital.

Lihat juga...