Prinsip-Prinsip Peradaban Islam

Al Qur’an menyatakan: “Dan sungguh telah Kami ciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya.” (QS At‑Tîn 95:4), “Sesungguhnya orang-orang yang berdosa menghendaki supaya mereka dilenyapkan oleh dosa-dosanya…” (QS Al‑Baqarah 2:112), “Maka laksanakanlah perintah Tuhanmu dan jadilah di antara orang-orang yang bersih.” (QS Al‑A‘râf 7:201), “Sucikanlah jiwamu.” (QS Asy‑Syams 91:9),“Dan Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan hatinya…” (QS Qâf 50:16).

Hadits nabi mengemukakan: “Tidak diterima ibadah tanpa ikhlas dan mengikuti sunnah.” (HR. Ahmad), “Sesungguhnya makanan yang paling halal adalah yang paling bersih.” (HR. At‑Tirmidzi), “Sungguh Allah suka kepada yang bersih dan yang bersih-bersih.” (HR. Ahmad), “Perbuatan yang paling dicintai Allah adalah yang paling kontinu walau sedikit.” (HR. Bukhari), “Barangsiapa menyambung silaturahim, Allah menyambungkannya…” (HR. Bukhari & Muslim)

Prinsip kedelapa adalah Amr bil Ma’rûf wa Nahy ‘anil Munkar. Adanya gairah untuk saling menasehati menegakkan kebenaran/kebaikan dan menjauhi kemunkaran (kejahatan).

Aal Quran menuatakan: “Kamu adalah umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia…” (QS Ali Imrân 3:110), “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan yang menyeru kepada kebaikan…” (QS Ali Imrân 3:104), “Suruh mengerjakan yang ma‘ruf dan cegah dari yang mungkar…” (QS Luqmân 31:17), “Tolong-menolonglah dalam kebajikan dan ketakwaan…” (QS Al‑Mâ’idah 5:2), “Dan suruhlah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah…” (QS An‑Nahl 16:125).

Hadist menyatakan: “Barangsiapa melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangan; bila tidak mampu, dengan lisan; bila tidak mampu, dengan hati…” (HR. Muslim), “Menyuruh kepada yang ma‘ruf adalah sedekah, dan mencegah dari yang mungkar adalah sedekah.” (HR. Muslim), “Tidaklah amar ma‘ruf nahi munkar kecuali dari orang yang faqih, lemah lembut & sabar.” (HR. Muslim), “Kamu adalah umat terbaik…” (menguatkan firman QS 3:110) (HR. Muslim), “Dan sabarlah terhadap apa yang menimpamu; karena itu termasuk hal-hal yang ditentukan.” (QS Al‑‘Adiyât 100:7, dan hadits kontekstual). 

Lihat juga...