Inilah Para Sastrawan Pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025
Terdapat pembelian buku pemenang senilai Rp25 juta yang akan didistribusikan untuk sekolah, komunitas, perpustakaan, serta taman baca masyarakat, agar sastra dapat
dijangkau mudah oleh seluruh kalangan.
Hal itu sejalan dengan komitmen Kementerian Kebudayaan untuk menguatkan ekosistem dan diplomasi kebudayaan melalui sastra.
Pada tahun 2025, Kementerian Kebudayaan berencana melaksanakan delapan program, di antaranya Laboratorium Penerjemah Sastra, Laboratorium Promotor Sastra, Penerjemahan Karya Sastra, Penguatan Festival Sastra, Penguatan Komunitas Sastra, Manajemen Talenta Nasional Bidang Sastra, Pengembangan Sastra Berbasis IP, dan Promosi Sastra di dunia internasional.
“Ini suatu perintah konstitusi yang sangat jelas dan kemudian tentu dielaborasi kembali oleh Undang-Undang No. 5 tahun 2017,” tambah Menbud Fadli.
Selaras dengan pernyataan Menbud, Ketua YRKI, Pratiwi Juliani juga berharap bahwa
anugerah sastra ini dapat memajukan sastra Indonesia.
“Besar harapan kami agar apresiasi ini mampu memberikan dampak positif,” ucap Pratiwi.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital sekaligus kurator Kusala Sastra Khatulistiwa 2025,
Nezar Patria, juga menggarisbawahi pentingnya memajukan kebudayaan lewat sastra.
“Berfokus pada ekosistem budaya berarti memberikan perhatian, dorongan, dan penguatan
setiap unsur yang menopangnya,” ujar Nezar.
Turut hadir dalam acara, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital sekaligus kurator kegiatan
Kusala Sastra Khatulistiwa 2025, Nezar Patria; Staf Khusus Menteri Bidang Diplomasi Budaya dan Hubungan Internasional, Annisa Rengganis; Direktur Pengembangan Budaya Digital, Andi Syamsu Rijal; serta Ketua Yayasan Richard Oh Indonesia, Pratiwi Juliani.