Inilah Para Sastrawan Pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025
Untuk kategori puisi, CICA karya Cyntha Hariadi; Dengung Tanah Goyah karya lyut Fitra;
Ekphrasis karya Tan Lioe le; Hantu Padang karya Esha Tegar Putra; Hidup Tetap Berjalan
dan Kita Telah Lupa Alasannya karya lbe S. Palogai; Jejak Lintasan karya Raudal Tanjung
Banua; Nyawa, Tinggallah Sejenak Lebih Lama karya Pranita Dewi; Selamat Malam, Kawan! karya Muhaimin Nurrizqy; Syekh Siti Jenar dan Sepinggan Puisi dalam Kobaran Api karya Syaiful Alim; dan Tilas Genosida karya A. Muttaqin.
Sementara untuk kategori novel, terdapat Ajengan Anjing karya Ridwan Malik; BEK: Sebuah Novel karya Mahfud Ikhwan; Duri dan Kutuk karya Cicilia Oday; Ingatan lkan-ikan karya Sasti Gotama; Inyik Balang karya Andre Septiawan; Mari Pergi Lebih Jauh karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie; Matthes karya Alan TH; Oni Jouska karya Asep Ardian; Paya Nie: Sebuah Novel karya lda Fitri; dan Taksi Malam karya T. Agus Khaidir.
Berdasarkan daftar tersebut, kategori puisi dimenangkan oleh Esha Tegar Putra atas
karyanya yang bertajuk Hantu Padang.
Penghargaan untuk kategori cerpen jatuh kepada Akhir Sang Gajah di Bukit Kupu-kupu karya Sasti Gotama.
Sementara penghargaan untuk kategori novel diberikan kepada Cicilia Oda atas karyanya berjudul Duri dan Kutuk.
Menbud Fadli Zon memberikan ucapan selamat pada para pemenang dan nominator, serta
Richard Oh Kusala Indonesia selaku penyelenggara acara.
Menbud berpesan agar tidak kenal lelah dalam memajukan sastra di dunia.
“Tentu melalui kerja kolaboratif, kerjasama, sinergi antara Kementerian Kebudayaan dengan komunitas dan pegiat sastra dengan para penulis,” ucapnya.
Kusala Sastra Khatulistiwa bukan hanya menjadi ajang penghargaan bagi pegiat sastra di
Indonesia, namun juga langkah untuk menumbuhkembangkan minat karya sastra yang
berkualitas.