Secara historis, gerakan koperasi perlu ditumbuhkan. KUD sebagai contoh. Keberadaannya untuk menopang pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan pada era orde baru.
Kebutuhan petani menjadi captive market. Khususnya dalam penyediaan dan penyaluran saprotan: sarana produksi pertanian. Termasuk dalam pasca panen usaha pertanian. Adanya captive market itu, KUD tumbuh/ditumbuhkan di semua wilayah.
MBG bisa menjadi sarana untuk menumbuhkan koperasi-koperasi desa sebagaimana era KUD pada era orde baru. Kebutunan MBG bisa menjadi captive market koperasi-koperasi desa.
Secara filosofis, MBG melibatkan dan bahkan menumbuhkan ekosistem perekonomian sekitar. Penyediaan bahan baku dipenuhi oleh pelaku-pelaku sekitar tempat MBG dilakukan. Pelibatan ini dalam rangka menggerakan ekonomi rakyat sekitar.
MBG bukan saja untuk tujuan pemenuhan nutrisi sehat bagi pelajar. Melainkan juga harus memiliki dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar. Masalahnya terletak pada kapasitas pelaku ekonomi itu. Merupakan pelaku-pelaku usaha skala kecil, skala mikro. Jumlahnya banyak dan perlu dikoordinasikan.
Diperlukan wadah para suplier yang dapat melakukan analisa kebutuhan bahan dan perencanaan produksi sesuai demand program MBG. Agar tidak terjadi defisit atau over suplay bahan yang dibutuhkan MBG pada satu area.
Koperasi merupakan institusi paling tepat sebagai mitra penyediaan bahan baku MBG itu. Anggotanya para pelaku ekonomi rakyat supplier bahan baku MBG di wilayahnya masing-masing. Koperasi inilah menjembatani permintaan program MBG dengan kapasitas produksi para supplier bahan baku MBG.
Koperasi melakukan analisa kebutuhan, dan perencanaan produksi untuk pemenuhan kebutuhan MBG. Perencanaan produksi bahan baku itu dieksekusi para anggotanya. Termasuk jadwal tanam untuk pemenuhan sayur mayur dan budidaya untuk ternak.