Pangkep Berdaulat Pangan Bersama Pemimpin Milenial Muhammad Saleh Pattola
Sebagai putra Pangkajene yang akan mendarmabaktikan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk masyarakat Kabupaten Pangkep, ia harus kembali belajar mengamalkan prinsip peribahasa Bugis Sipakalebbi atau saling memuliakan posisi dan fungsi masing-masing dalam struktur kemasyarakatan dan pemerintahan, senantiasa berperilaku yang baik sesuai dengan adat dan budaya yang berlaku dalam masyarakat.
Selama bertugas sebagai Marinir, Saleh Pattola telah memiliki berbagai bekal ilmu dan segudang pengalaman untuk mengabdi kepada masyarakat Pangkep. Berbagai pendidikan kemiliteran dan berbagai pengalaman kepemimpinan telah dienyamnya. Ia juga sempat memimpin dua organisasi besar yaitu RESIMEN NUSANTARA (Ketua Umum 2015-sampai saat ini), serta menjadi pengawas di KOPERASI ANUGERAH BUMI HIJAU/KOPRABUH hingga saat ini.
“Saya lahir dan besar serta orang tua dan nenek saya asli Pangkep. Jadi saya merasa terpanggil maju di Pilkada untuk membangun kampung kelahiran saya yakni Kabupaten Pangkep,” ucapnya.
Saleh Pattola menuturkan, terwujudnya masyarakat Pangkep sejahtera, mandiri dan berdaulat merupakan kondisi yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 tahun ke depan.
Ini melalui pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing, dengan mengoptimalkan pengolahan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) selaras dengan pelaksanaan nilai-nilai budaya lokal yang dimiliki Pangkep.
“Yang paling fundamental adalah membangun kedaulatan pangan bagi Kabupaten Pangkep,” tandas Saleh.
Dalam membangun kedaulatan pangan, Saleh melihat, saat ini, kondisi tanaman pertanian khususnya tanaman bahan makanan di kabupaten Pangkajene dan kepulauan cukup bervariasi dalam hal produksi.