Bijak Konsumsi Antibiotik Agar Tak Alami Resistensi
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
JAKARTA — Antibiotik bukanlah obat bebas. Manfaat obat hanya ampuh melawan bakteri apabila digunakan dengan cara yang tepat. Penggunaan tanpa pengawasan pihak yang kompeten atau dokter dapat menyebabkan resistensi.

Supervisor Departemen Farmasi RS Premier Bintaro, Apt. Reny Astuty Sumarsono, S.Si, menyatakan, antibiotik harus memiliki kadar stabil dalam darah, karena itu harus diminum tepat waktu.
“Kenapa harus kadarnya stabil dalam darah? Karena jika di bawah kadar maka tidak akan efektif membunuh kuman. Malah menyebabkan kuman menjadi resistensi dan membahayakan tubuh,” kata Reny saat dihubungi, Jumat (23/7/2021).
Untuk memastikan aman bagi tubuh kita, ia menyebutkan ada beberapa langkah yang harus dilakukan.
“Pertama, pada saat penyiapan. Sering kali ada antibiotik kering yang diresepkan pada pasien. Itu harus dipastikan air yang digunakan untuk mencampurnya sesuai dengan penjelasan apoteker. Biasanya, apoteker akan memberikan garis pada sisi luar obat agar pasien atau keluarganya bisa mencampur dengan pas saat dirumah,” ucapnya.
Biasanya, apoteker juga akan memberitahu cara untuk mengocoknya, sehingga larutannya akan menjadi homogen.
“Kedua, takaran minum, waktu meminumnya dan tempat penyimpanan juga menjadi bagian penting dalam proses mengkonsumsi. Jika memang dinyatakan harus tujuh hari, ya tujuh hari. Jangan dilebihkan atau dikurangi,” ucapnya lagi.