Cegah Intrusi Air Laut, Vegetasi Mangrove Dilestarikan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Sebagian warga memanfaatkan air hujan yang disaring, air sumur dari puncak bukit. Sebagian sumur hanya dipakai mandi, mencuci sementara air bersih untuk minum memakai air galon.

Menjaga kualitas air bersih di pulau Rimau Balak sebut Wagiman jadi kesadaran warga. Mengantisipasi air tanah di pulau menjadi asin, menjaga mangrove terus dipertahankan warga.

Selain berfungsi untuk cegah intrusi, mangrove bisa menjadi fasilitas tambat perahu. Abrasi oleh gelombang, angin kencang bisa dicegah lindungi permukiman warga.

Wahyudi Kurniawan, Kepala UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) XIII Gunung Rajabasa-Way Pisang-Batu Serampok, mendukung penanaman mangrove.

Ia menyebut pesisir Lamsel sebagian masuk kawasan hutan register. Pengelolaan mangrove sebutnya ikut mencegah intrusi air laut. Pelestarian mangrove dikelola masyarakat secara swadaya. Penyulaman tanaman mangrove dilakukan dengan bibit baru.

“Lokasi penanaman mangrove yang telah direhabilitasi ada pada kecamatan Ketapang, Sragi cegah abrasi,” terangnya.

Wahyudi Kurniawan bilang intrusi air laut bisa dicegah dengan menambah kerapatan vegetasi mangrove. Perakaran mangrove jenis bakau (Rhizopora Sp), api-api (Avicennia) menjadi benteng intrusi air laut.

Dampak positif bagi lingkungan pesisir air tawar bisa digunakan untuk lahan pertanian. Selain itu warga bisa memanfaatkan air tawar untuk kebutuhan air bersih.

Pencegahan intrusi air laut juga dilakukan Desa Sumbernadi dan Desa Bandar Agung.

Wayan Suwarno, Sekretaris Desa Sumber Nadi menyebut merehabilitasi vegetasi mangrove. Melalui kelompok tani Setia Dharma III lahan seluas 60 hektare ditanami 300.000 batang mangrove. Penanaman dilakukan dengan teknik rumpun sebanyak 600 pagar alat pemecah ombak (APO).

Lihat juga...