Terdampak Pandemi, Kawasan Wisata Prawirotaman Yogyakarta Mati Suri
Editor: Mahadeva
YOGYAKARTA – Kawasan Prawirotaman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sering disebut sebagai Bali-nya Jogja. Sejak beberapa waktu terakhir, terlihat sepi. Sejumlah cafe, bar, penginapan hingga money charger serta agen tour and travel, nampak sepi dari aktivitas.
Bahkan sebagian besar dari kegiatan tersebut terlihat memilih tutup dari aktivitas usahanya. Padahal, biasanya jalan yang selalu dipenuhi wisatawan baik turis asing maupun lokal tersebut seolah tak pernah mati. Sejak pagi hingga dini hari, kawasan Pawirotaman selalu ramai dipenuhi pelancong dari pelosok negeri. Baik untuk sekedar singgah ataupun menginap.
Pandemi Covid-19, yang terjadi sejak delapan bulan terakhir, telah mengubah segalanya. Salah satu yang paling terdampak adalah kawasan wisata seperti kampung Prawirotaman. Ratusan pelaku usaha wisata di kawasan tersebut tidak bisa beroperasi.
Sebagian mencoba bertahan, meski tak sedikit pula yang memilih beralih profesi. “Sejak awal Corona, sekitar Maret, praktis sudah tak ada lagi wisatawan datang kesini. Sejak saat itu pula, sebagian besar pelaku usaha di bidang pariwisata memiliki tutup. Memang ada sebagian yang masih buka, meskipun tetap tak ada pemasukan berarti,” ujar salah seorang pelaku wisata, Selfi (34).
Selfi, yang merupakan karyawan jasa tour and travel menyebut, sepinya usaha di kawasan Prawirotaman telah terjadi sejak beberapa bulan terakhir. Bahkan telah memaksa sebagian besar pelaku usaha harus mem-PHK karyawan. Hal itu tak bisa dihindarkan, mengingat tak ada pemasukan untuk menggaji mereka. “Ya, banyak sekali yang dirumahkan. Teman-teman saya yang bekerja di tour and travel yang sudah mapan dengan omset ratusan juta saja, harus berhenti bekerja. Saya termasuk beruntung, karena masih bisa bekerja, meskipun sekarang hanya tinggal seorang diri, karena tiga teman sekantor saya harus di PHK,” katanya.