INDEF Nilai Program PEN Belum Efektif Perbaiki Ekonomi
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, mengkritik pemerintahan satu tahun Joko Widodo dan Ma’ruf Amin, yakni program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19 terhadap ekonomi Indonesia yang masih belum efektif penyerapannya.
Menurutnya, PEN seharusnya berjalan optimal, kasus penularan pandemi Covid-19 seharusnya turun, mengingat penanggulangan sudah dimulai sejak Maret dan April lalu.
Namun dengan dana kesehatan yang rendah, tidak terlalu efektif, karena menjadikan kasus pandemi Covid-19 masih tinggi. Dari segi ekonomi juga, semestinya bisa positif pertumbuhannya, tetapi bantuan yang diberikan tidak mendukung daya beli masyarakat, termasuk menambah konsumsi.
“Kalau kita lihat data sampai tanggal 14 Oktober 2020, realisasi baru 49,5 persen, hampir separuhnya. Padahal, waktu tinggal dua bulan lagi, kami khawatir nggak mungkin target tercapai 100 persen, paling 60-70 persen,” ujar Tauhid kepada Cendana News, saat dihubungi Senin (26/10/2020).
Dia menyebut, beberapa titik yang diharapkan menyerap banyak, terutama perlindungan sosial dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), sudah mencapai titik optimal, sedangkan sektor lain masih rendah.
Selanjutnya, tambah dia, terkait efektivitas dalam mendorong pemulihan ekonominya yang dananya sangat besar sudah digelontorkan hampir Rp344,42 triliun.
“Itu kan besar banget untuk pemulihan ekonomi. Tetapi efektivitas pemulihan ekonomi tidak terlalu mendorong, pertumbuhan ekonomi kita masih negatif sampi akhir tahun, padahal uangnya sudah keluar banyak,” tukasnya.