Konsumsi Ikan Air Tawar Meningkat, Untungkan Usaha Perikanan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Benih ikan gurame ukuran 8 cm milik Ahmad siap dikirimkan ke usaha pembesaran dan sebagian warga yang ingin melakukan budi daya ikan gurame pada kolam terpal, Senin (28/9/2020) – Foto: Henk Widi

“Indukan bersertifikat dibantu Dinas Perikanan dan Kelautan Lamsel sebagian modal berasal dari KKP melalui stimulus bantuan Covid-19,” paparnya.

Perluasan lokasi pembenihan membuat ia bisa menyediakan rata-rata 100.000 benih ikan berbagai jenis per bulan. Benih yang terdistribusi akan tergantikan dengan benih baru hasil pemijahan. Menjual benih gurame, nila dan mas seharga mulai Rp1000 ia bisa mendapatkan omzet puluhan juta. Selama mata rantai pasokan lancar  benih ikan akan selalu tersedia.

Budi daya pembesaran sistem sortir dan terjadwal bilang Ahmad, cukup menguntungkan. Sebab pembudidaya menjual ikan gurame, nila dan mas ke warung makan dan restoran. Rata-rata ikan yang telah dibudidayakan selama 4 hingga 6 bulan telah laku dijual. Harga jual mulai Rp18.000 per kilogram hingga Rp35.000 sesuai ukuran.

“Tingginya permintaan benih kuncinya pada lancarnya konsumen akhir di tingkat usaha kuliner dan konsumsi rumah tangga,” bebernya.

Winarso, pemilik usaha pembesaran ikan mengaku memilih bibit ikan gurame dan lele. Kedua jenis ikan tersebut memiliki pangsa pasar yang menguntungkan. Sebab dengan masa pembesaran hanya mencapai tiga bulan lele bisa dipanen. Sebaliknya ikan gurame butuh waktu enam bulan. Kedua jenis ikan dibudidayakan pada kolam terpal dan semen.

“Budi daya ikan air tawar memanfaatkan potensi air yang lancar dan rantai pasok yang lancar dari pengusaha kuliner,” cetusnya.

Lihat juga...