Petani Lamsel Terapkan Irigasi Tetes Atasi Keterbatasan Air
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Masa tanam kemarau atau masa tanam gadu, tetap dimanfaatkan petani di Lampung Selatan untuk menanam hortikultura. Sistem irigasi tetes (drip irigation), pun menjadi solusi keterbatasan air.
Atin, salah satu petani di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, menyebut kebutuhan air diakali dengan instalasi sejumlah selang khusus irigasi tetes.
Ketiadaan sumur bor, irigasi permanen yang tidak mengalirkan air membuat ia memanfaatkan sungai kecil di wilayah tersebut. Mesin pompa air dimanfaatkan untuk mendistribusikan pada selang utama.
Air dari selang utama, selanjutnya disalurkan melalui selang irigasi kecil untuk penyiraman terjadwal. Sistem irigasi tetes, menurut Atin sudah dikenal sejak beberapa tahun silam dan bukan hal baru.

Penerapan drip irigation atau irigasi tetes, menurutnya cocok untuk budi daya tanaman hortikultura. Petani penanam cabai, melon tersebut mengaku irigasi tetes efektif kala musim tanam gadu. Sebab, penghematan air saat pasokan terbatas bisa diatasi dengan pengaturan irigasi yang tepat. Air yang disalurkan, akan menyesuaikan kebutuhan tanaman.
“Saat musim penghujan, irigasi normal efektif diterapkan karena curah hujan tinggi, ketika kemarau irigasi tetes menyesuaikan keterbatasan air dengan memanfaatkan siring yang masih mengalirkan air, sehingga tanaman tetap bisa mendapat pasokan air,” terang Atin, saat ditemui Cendana News, Jumat (7/8/2020).