Tape Uli Khas Betawi Melegenda di Bekasi
Editor: Koko Triarko
BEKASI – Tape Uli khas Betawi merupakan salah satu kudapan tradisional yang melegenda, dan menjadi hidangan wajib saat perayaan hari besar maupun pernikahan. Legendaris, karena dalam pembuatannya tidak sembarangan orang tetapi harus mereka yang bersih. Bersih dimaksud, bukan hanya pada bahan baku, tetapi pembuatnya juga harus bersih.
“Makanya, Tape Khas Betawi jarang perempuan muda yang buat. Lazimnya dibuat orang tua, agar rasanya manis tidak asam”, kata Emak Yayah, ditemui di Kampung Parigi, Cikiwul, Kota Bekasi, Sabtu (18/7/2020).
Emak Yayah mengaku untuk pembuatan memerlukan waktu tiga hari dari awal pembersihan hingga didiamkan sebelum dikonsumsi. Tape Uli khas Betawi memiliki mitos tersendiri yang dipercaya secara turun temurun.

Menurutnya, Tape dan Uli dibuat terpisah, tetapi menggunakan bahan baku yang sama, yakni ketan. Ketan disesuaikan dengan selera, karena ada yang suka ketan hitam atau putih.
Namun, Emak Yayah memilih ketan putih dalam mengkreasikan tape khas Betawi. Karena bisa dicampur dengan pandan, dan hasilnya bisa berwarna pandan.
“Tape khas Betawi, bahan bakunya sangat mudah, hanya beras ketan dan ragi. Tapi untuk hasil maksimal, harus dibuat orang yang bersih. Bersih dimaksud, tidak pengantin baru. Makanya, lazim dibuat orang tua,” ujarnya, mengaku tape bisa bertahan seminggu.
Sementara, Uli adalah teman untuk mengkonsumsi tape, tapi bahan bakunya juga terbuat dari ketan yang tanak menggunakan kemudian dibungkus dengan daun pisang. Tapi, kata Emak Yayah, ada juga selera yang makan tape dengan emping atau lainnya.