Tape Ketan Hitam, Manis Berkat Proses Fermentasi
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Tape atau tapai merupakan salah satu kuliner tradisional dibuat melalui proses fermentasi. Jenis tape dibuat memakai singkong sebagian memanfaatkan beras ketan.
Tape ketan hitam dibuat oleh Lisdaryanti, warga Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan. Ia menyebut tape merupakan menu tradisional yang kaya akan filosofi.

Secara tradisi, Lisdaryanti menyebut ketan merupakan salah satu jenis padi. Setelah melalui proses pemanenan, penggilingan dihasilkan beras. Ia memilih jenis ketan hitam yang memiliki ciri khas warna hitam kemerahan.
Ketan sebutnya mengandung makna raket atau erat sehingga menyimbolkan persaudaraan. Ketan yang memiliki tekstur lengket kerap digunakan sebagai bahan tape dan sejumlah kuliner tradisional.
Ketan sebut Lisdaryanti dibuat menjadi tape sebagai sajian untuk acara keluarga. Pada tradisi masyarakat Jawa, tape ketan menjadi sajian wajib yang dihidangkan sebagai camilan.
Proses pembuatan memakan waktu minimal tiga hari melalui proses fermentasi menjadikan tape ketan memiliki aroma wangi, rasa manis. Aroma wangi menyerupai alkohol menjadikan tape ketan jadi kuliner nan lezat.
“Tape ketan hitam dibuat untuk acara arisan keluarga, simbol mempersatukan sekaligus keakraban, manis yang disajikan sebagai keikhlasan keluarga pembuat tape, sajian ini juga sekaligus ungkapan syukur atas hasil panen yang telah dilakukan pada lahan sawah,” terang Lisdaryanti saat ditemui Cendana News, Sabtu (6/11/2021).