Sepatu Pak Guru

CERPEN KAMALLUDIN AS

Murid yang perhatian itu membeli dengan uang tabungannya. Murid itu dari keluarga cukup mampu. Ia sering bercerita pada ibunya perihal pak guru yang kakinya lecet-lecet setelah mengajar mata pelajaran olah raga. Lantas ibunya memberi saran untuk mengirimi kado saat peringatan hari guru, sepasang sepatu kets.

“Berapa uang tabunganmu yang sudah terkumpul? Nanti ibu ikut nambahi.” Begitulah ibunya. Ia mengajarkan anaknya untuk berbagi. Ibunya juga menyarankan agar mengajak teman-teman satu kelasnya ikut berdonasi. Semampunya saja, yang penting bisa membantu. Dan akhirnya terbelilah sepatu kets berwarna biru kombinasi putih itu.
***
PAK guru sudah bersiap mengenakan sepatu itu. Sepatu kets warna biru kombinasi putih. Ia terkenang-kenang sejarah sepatu itu, pemberian dari muridnya yang perhatian.

Setelah lama tak bersepatu, malam ini pak guru kembali memakai sepatunya. Tapi bukan untuk mengajar di sekolahan. Sekolahan masih libur panjang. Apalagi di malam selarut ini. Lantas mau ke mana pak guru memakai sepatu di malam selarut ini?

Sepatu itu sudah dipakainya dengan sempurna. Tali sepatunya diikat kencang-kecang. Langkahnya sangat ringan. Tidak seperti ketika memakai pantofel tuanya. Tapi, ia masih mengenakan pantofel tua itu saat mengajar mapel Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di dalam kelas.

Kini, pak guru sudah keluar lewat pintu belakang. Saat anak dan istrinya terlelap. Ia mengenakan pakaian serba hitam, juga penutup wajah berwarna hitam. Yang tampak hanya mulut dan kedua matanya. Ia menerobos belukar dalam kegelapan malam.

Menemui Somad, tetangga dekatnya yang membisikkan rencana gelap saat memancing bersama pada suatu pagi.  Mereka bertemu di kebun bambu. Dekat kuburan. Di bawah remang cahaya rembulan Somad menunjukkan selembar kertas pada pak guru.

Lihat juga...