Pokoknya, Bing Slamet ini adalah artis serba bisa. Belakangan, artis kelahiran Cilegon ini punya murid yang sama berbakatnya dengan dia yaitu Benjamin S. Dalam segala hal mereka setimpal, kecuali dalam soal nakal, anak Betawi ini tidak terkejar oleh gurunya:
Burung gue pegangin (Benjamin); Ogah ah, mendingan dilepasin (Ida Royani); Ntar dia menclok di wuwungan laen (Benjamin); Pengen tahu dia menclok sembarangan, gue jepret (Ida Royani). Contoh nakalnya Benjamin, dalam lagu “Perkutut“. Ia memang penghibur nomor wahid.
Mas Yos dengan Irama ini, juga orang di balik munculnya Titiek Puspa dan Koes Plus (yang semula nama Kus Bersaudara), serta sederet nama-nama beken lain seperti Diah Iskandar, Ellya Khadam, Mashabi.
Muhammad Mashabi, yang berkiprah pada kurun 1950-1960, adalah artis fenomenal. Penyanyi dan pencipta lagu yang meninggal dalam usia 24 tahun ini, merombak orkes Melayu Deli dengan mengganti instrumen dan struktur lirik lagu. Lagunya yang masih dinyanyikan hingga sekarang “Renungkanlah”, “Harapan Hampa”, juga sangat populer “Gelang si Paku Gelang”.
Sukses Irama, muncullah Remaco, Dimita, perusahaan plat merah Lokananta, Metropolitan dan J & B Enterprises. Semua perusahaan rekaman yang belakangan ini juga tidak asal comot lagu orang.
Mereka , seperti Irama, memiliki hak rekam dan edar dari perusahaan rekaman asli di negari asal masing-masing. Tapi perusahaan-perusahan remakan PH ini satu per satu gulung tikar ketika perusahaan produksi kaset menyerbu Indonesia. Irama ambruk tahun 1966, dan diikuti lain-lainnya. Tapi Remaco terus bertahan, justru menjadi raksasa karena ia beralih ke kaset.