Warga Pasuruan Olah Limbah Pasar Jadi Pupuk
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Melimpahnya sampah di pasar tradisional, dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Pasuruan, Penengahan, Lampung Selatan, sebagai bahan pembuatan pupuk kompos.
Sumali, Kepala Desa Pasuruan, menyebut pupuk kompos diperoleh dari sampah organik yang dibuang pedagang sayuran dan buah. Sampah yang diubah menjadi pupuk kompos menjadi bahan pupuk organik.
Menurutnya, proses pemilahan sampah di pasar dilakukan petugas kebersihan, agar tidak tercampur dengan sampah anorganik. Pasar yang beroperasi setiap hari, terutama pedagang sayuran, buah memiliki potensi sampah yang cukup banyak. Sebagai cara meminimalisir sampah di lokasi tempat pembuangan sementara (TPS), jenis sampah organik telah dipisahkan.

Pengurangan sampah pasar melalui pemanfaatan alat komposter, menurut Sumali sangat efektif. Sampah organik masih bisa diolah lebih lanjut menjadi kompos. Selain bahan hijauan, bahan organik lain ditambahkan untuk mempercepat pembusukan memakai micro organisme local (MOL). Pembuatan MOL dari nasi basi dan bahan lain berfungsi sebagai bioaktifator dalam pembuatan kompos.
“Tujuan awal pemanfaatan sampah organik dari pasar, tentunya untuk mengurangi sampah organik jenis sayuran dan sampah mudah terurai agar tidak terjadi penumpukan sampah di TPS, selanjutnya bisa memberi manfaat untuk pupuk yang diaplikasikan pada tanaman di kebun sayuran milik desa,” ungkap Sumali, Selasa (21/1/2020).