Pedagang di Kawasan Jalinsum Keluhkan Sepi Pembeli
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Sejak beroperasinya Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) ruas Bakauheni-Terbanggibesar, sejumlah pedagang oleh-oleh di jalan lintas Sumatra mengeluhkan penurunan omzet.
Sri Widaryanti, pemilik kios oleh-oleh di Jalan Lintas Sumatra KM 60 Desa Kekiling, Penengahan, Lampung Selatan (Lamsel), mengatakan, kondisi tersebut sudah berlangsung sejak satu tahun terakhir.
Penurunan omzet penjualan membuatnya merugi, karena biaya sewa kios, listrik dan operasional lainnya tinggi. Sebaliknya, penjualan oleh-oleh khas Lamsel, mengalami penurunan hasil. Sejumlah kios yang ada di lokasi tersebut, menurutnya, bahkan mulai gulung tikar dan tutup. Sri mengaku bisa tetap berjualan, karena sang suami bekerja di rumah makan tepat di lokasi ia berjualan.
Sri menjelaskan, penurunan omzet terlihat dari jumlah penjualan barang setiap pekan yang menurutn. Sebelum operasional JTTS, ia bisa menjual 200 bungkus oleh-oleh setiap hari, meliputi emping, kemplang, keripik pisang, nangka, ubi jalar, kopi bubuk dan makanan khas Lamsel lainnya. Namun, kini ia hanya mampu menjual kurang dari 100 bungkus.
“Penumpang travel, bus dan kendaraan pribadi yang mampir di rumah makan Siang Malam tepat di seberang jalan, tetapi kini travel, kendaraan pribadi dan bus melintas di jalan tol, pembeli menurun drastis,” ungkap Sri Widaryanti, Selasa (3/9/2019).
Sri menyebut, penumpang yang masih membeli oleh-oleh berasal dari bus yang bekerja sama dengan rumah makan. Sebab, lokasi rumah makan berada sekitar tiga kilometer dari pintu tol Kalianda. Sejumlah kendaraan bus tersebut masih berhenti untuk melakukan pengecekan muatan dan memberi kesempatan penumpang istirahat dan makan.