Dokter dan Perawat Gigi Indonesia Didorong Lirik Pasar Luar Negeri

Editor: Mahadeva

Deputi Menteri Bidang Pendidikan dan Agama, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Republik Indonesia Prof Agus Sartono (tengah) - Foto: Jatmika H Kusmargana

YOGYAKARTA – Dokter dan perawat gigi Indonesia di dorong untuk meningkatkan perannya secara lebih luas termasuk hingga ke luar negeri. Lulusan kedokteran gigi, diminta tidak lagi melirik pasar kerja di dalam negeri.

Mereka harus menjangkau secara lebih luas, ke kawasan Asean. Meski begitu, profesi dokter gigi dan ilmu keperawatan gigi tetap harus terus ditingkatkan, menyesuaikan standar kualifikasi dengan sertifikasi dari lembaga terkait yang sudah diakui antar negara.

“Jangan lagi melirik ke pasar domestik tapi sudah memikirkan kerja di lingkungan Asean, dengan meningkatkan kualifikasi, jika tidak, maka kita menghadapi ancaman masuknya tenaga kerja dari luar,” Deputi Menteri Bidang Pendidikan dan Agama, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Republik Indonesia Prof Agus Sartono, saat menjadi pembicara kunci dalam seminar internasional yang bertajuk The Future of Oral Health Care in Indonesia, yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UGM, Jumat (28/06/2019).

Kepala Deputi Koordinasi Bidang Peningkatan Kesehatan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, drg. Agus Suprapto, M.Kes, mengatakan, kesenjangan pelayanan kesehatan antar wilayah di Indonesia, hingga saat ini masih menjadi persolan yang menjadi prioritas pemerintah.

Kesenjangan tersebut, disebabkan sistem pelayanan dan promosi kesehatan yang selama ini belum merata. Mengutip hasil survei kesehatan gigi nasional, yang belum lama dilakukan, hanya 2,8 persen penduduk Indonesia yang berusia di atas tiga tahun yang memiliki perilaku menyikat gigi dua kali sehari. “Saya kira persoalan ini terjadi karena kurangnya upaya promosi kesehatan gigi dan mulut serta jumlah dokter gigi yang tidak tersebar merata,” ujarnya.

Lihat juga...