Sesama Pohon Dilarang Berteman

CERPEN MUHAMMAD HUSEIN HEIKAL

“Oh, tidak! Mereka akan membunuh kita!” suara Ara bergetar ketakutan.

Cem masih belum menyadari apa yang bakal terjadi. Ia masih sangat geram dan dirasuki amarah cemburunya. Bahkan ketika mesin gergaji itu sudah menyala, dan bahkan telah menyentuh batangnya, Cem masih belum menyadarinya.

Hingga kala gerigi-gerigi gergaji itu mendekati tengah batangnya, Cem memuntahkan amarahnya kepada Ara.

“Kau berselingkuh Ara! Kau mengkhianati aku. Teganya kau selingkuh dengan Ceri.”

Ara melongo mendengar itu. Aku? Berselingkuh dengan Ceri?

“Araaaaaaaaa!!!!” Cem menjerit keras. Jeritan itu bak sayatan bagi Ara, sekaligus menjadi tanda berakhirnya nyawa Cem di mesin gergaji otomatis itu.

Ara terbisu. Ia tak bisa berbuat apa-apa. Bagaimanapun ia hanya sebatang pohon cemara yang tidak bisa menolong Cem, pasangannya.

Butir-butir air terlihat bermunculan di matanya. Ara berkaca-kaca. Ara merasa amat terkejut, dan terenyuh mendengar tuduhan mengejutkan dari Cem, pasangannya itu.

Ara heran dan bingung, bagaimana Cem bisa menyimpulkan dirinya berselingkuh dengan pohon ceri. Padahal, sekalipun ia tak pernah berbicara dengan Ceri.
***
KEDUA lelaki tadi kini tengah berteduh di bawah pohon ceri. Sampai menjelang senja mereka baru tersadar bahwa kini waktunya untuk pulang.

Sebelumnya, mereka menyempatkan diri melihat hasil kerja penebangan mereka tadi. Seorang di antara mereka berujar, “Kini pohon cemara itu tinggal sendiri. Kasihan juga ya.”

Perlahan ia mendekati pohon cemara yang kini tunggal itu. Ia mencoba memetik sebuah daunnya, dan ketika itulah ia memanggil temannya dengan nada suara berkelakar.

“Hei Dom, lihat, lihatlah ke sini. Kau pasti kaget.”

Lihat juga...