Sesama Pohon Dilarang Berteman

CERPEN MUHAMMAD HUSEIN HEIKAL

Awalnya Cem menganggap itu kumbang atau lebah yang hinggap sebentar di tubuh Ara. Akan tetapi setelah direnungkannya sejenak, ia berpikir, serangga apa yang ingin hinggap di batang tubuh pohon cemara?

Pohon cemara tidak memiliki apa-apa yang bisa diberikannya kepada makhluk lain. Bahkan untuk sekadar meneduhkan, pohon cemara juga tidak cukup bisa.

Oleh karena pandangan itulah, dirinya menjadi yakin bahwa yang bergantungan di ranting-ranting Ara adalah buah-buah ceri.

Namun bagaimana mungkin buah-buah bulat merah itu bisa sampai di tubuh Ara? Tentu saja tidak mungkin Ara menghasilkan buah-buah itu.

Menggelindinglah rasa penasaran Cem, dan semakin besar kecurigaannya. Berbagai kemungkinan terbit di pikirannya di saat kondisi tubuhnya yang sakit.

Di saat itulah Ara terbangun. Begitu membuka mata, ia langsung mendapati Cem yang kini tengah tajam memelototinya.

Sontak Ara terkejut, dan bertanya, “Hei, ada apa? Mengapa memandangku seperti itu?”

Cem terdiam beberapa saat. Ia menyusun ide dan kalimat yang tepat untuk pertanyaan agar Ara tidak menaruh kecurigaan kepadanya.

“Hmm, Ara tubuhku semakin hari semakin sakit. Akan tetapi, tadi malam aku bermimpi, ada buah yang mampu menyelamatkan diriku dari penyakit ini.”

Ara terlihat serius mendengarkan, dan Cem melanjutkan, “Buah itu berwarna merah. Berbentuk bulat kecil-kecil, rasanya manis.”

Ara mencoba menanggapi, “Apa yang kau maksud ceri?”

Ketika Ara menyebutkan nama buah itu, mendadak kepala Cem dipenuhi kecemburuan yang sangat. Apalagi sependengarannya, Ara menyebutkan nama buah itu dengan nada penuh makna, yang dicurigai Cem sebagai nada kasih sayang.

Lihat juga...