Berburu Kerang Untuk Menambah Penghasilan

Editor: Koko Triarko

Menurutnya, proses mencari kerang kepah dilakukan dengan meraba-raba ke dalam pasir berlumpur, atau menyerok dengan alat khusus. Saat kondisi perairan sedang bagus dengan kumpulan kepah berada pada satu lokasi, Jabat bisa memperoleh kerang dalam jumlah banyak dalam waktu singkat.

Selama hampir dua jam mencari kepah, ia mengaku bisa memperoleh sekitar 10 hingga 20 kilogram kerang, bahkan kerap memperoleh sekitar 50 kilogram.

Cukup banyak pencari kerang di pantai Mutiara Baru, terlebih saat kondisi air laut sedang surut. Para pencari kepah kerap mencari kerang secara bersama, sehingga hasilnya bisa dikumpulkan dan dijual secara berkelompok.

Selain pencari kerang yang rela berendam, sebagian berperan sebagai penampung yang akan mengirimkan kerang ke warung kuliner atau ke pasar ikan. Sebelum dijual, kerang yang sudah dimasukkan dalam wadah karung atau keranjang direndam dalam air, agar tetap hidup sebelum diolah.

“Banyaknya warung kuliner penyedia variasi makanan olahan hasil laut, membuat pencari kerang masih terus melakukan proses pencarian,” beber Jabat.

Keberadaan tanaman mangrove di wilayah tersebut yang terhubung dengan sungai Nibung, juga diakui Jabat membuat kerang hidup alami. Kebersihan habitat alami kerang tanpa pencemaran sekaligus memberi sumber penghasilan bagi nelayan, yang mencari ikan serta udang.

Pencari kerang, umumnya akan berhenti mencari setelah memperoleh hasil yang banyak serta air laut mulai pasang. Kerang kepah dalam kondisi masih memiliki cangkang dijual dengan harga per kilogram Rp3.000, dan dijual di pasar seharga Rp7.000 hingga Rp10.000.

Rudi, pencari kerang lainnya, mengaku mencari kerang merupakan pekerjaan sederhana dan mudah. Meski demikian, harus memiliki daya tahan tubuh yang kuat, karena harus berendam di air laut dalam waktu lama.

Lihat juga...