Sampah Plastik Ancam Lingkungan Pesisir Jakarta

Ilustrasi - Sampah plastik - Dok: CDN

JAKARTA – Sebagai salah satu kota terpadat di dunia, Jakarta yang kini dihuni sekira 11 juta orang, memiliki berbagai problematika, dampak dari besarnya angka populasi. Jumlah penduduk yang tinggi, serta statusnya sebagai pusat ekonomi, mendorong produksi sampah di Ibu Kota sangat besar.

Yang paling mengkhawatirkan ialah, keberadaan sampah anorganik, terutama yang terbuat dari plastik. Keberadaan sampah plastik, yang kini menjadi sorotan komunitas pemerhati lingkungan di seluruh dunia, mengancam kesehatan lingkungan secara dramatis.

Penemuan plastik pada era lebih dari 100 tahun lalu, merupakan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek), yang sekarang sudah menjadi bagian peradaban yang tidak terpisahkan. Meski begitu, sifat molekul plastik yang kuat, membuatnya sulit untuk diurai oleh alam. Diperlukan waktu puluhan hingga ratusan tahun, agar plastik bisa benar-benar hilang ditelan bumi.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Isnawa Adji, mengatakan, dalam satu hari, Jakarta memproduksi sampah sekira 7.000 ton. Dimana, 1.900 hingga 2.400 ton di antaranya merupakan sampah plastik. “Ratusan ton sampah tersebut, di antaranya berada di perairan, baik di sungai maupun lautan, kata Adji, Sabtu (20/10/2018).

Keberadaan sampah plastik di perairan, kerap tidak tertangani dengan baik, terutama yang berada di lautan. Sampah tersebut terbawa arus, hingga ke tengah laut, sehingga tidak mungkin untuk diangkut oleh tenaga kebersihan di darat. Populasi sampah plastik di laut, membahayakan biota laut. Hewan laut bisa salah mengira, plastik merupakan mangsa mereka, yang akhirnya dikonsumsi dan bisa mengakibatkan kematian, karena tidak dapat dicerna.

Lihat juga...