Meniti Jejak Presiden, “Soeharto Kulino Meneng” di Kota Seribu Gua

Oleh Mahpudi, MT

Ketika kami tiba di Pendopo Kabupaten, kebetulan sedang ada aktivitas yang cukup meriah. Ada sosialisasi program pemerintah. Bupati Pacitan Indartanto bersiap untuk meresmikan acara tersebut. Beruntung, meski hanya singkat, tim ekspedisi diperbolehkan bertemu dan berbincang dengan Pak Bupati, termasuk memperlihatkan foto-foto dokumentasi ketika Pak Harto berada di pendopo.

Pak Harto berada di Pendopo Kabupaten Pacitan, Jawa Timur dan menggelar pertemuan dengan sejumlah aparat pemerintahan dalam rangkaian Incognito ke wilayah ini pada 23 Juli 1970.

Kami sangat bersyukur, Pak Bupati Indartanto bersedia menandatangi Sampul Peringatan yang dengan rajin disodorkan sang Filatelis Lutfi kepada setiap narasumber yang kami temui. Tentang pendoponya sendiri, sudah banyak berubah. Hanya tampak muka saja yang masih menyisakan jejak, sebagaimana saat dikunjungi Pak Harto.

Tim ekspedisi melanjutkan perjalanan ke arah utara. Kami menapaki jalanan yang berkelok, dengan hutan belantara di kiri kanan jalan yang merupakan pemandangan utama daerah ini. Ketika kami melintas, ditemukan sejumlah papan petunjuk yang menggambarkan bahwa rute itulah yang dilintasi Pak Dirman ketika melakukan perjalanan gerilya.

Memang, tim ekspedisi sedang menuju Pakis Baru, markas gerilya Pak Dirman. Ketika kami tiba di sana, kawasan itu telah ditata begitu megah. Markas bersejarah itu telah berganti menjadi sebuah kawasan yang dikenal sebagai Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman, Pakis Baru, Pacitan. Monumen yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 15 Desember 2008 dengan patung Pak Dirman tegak berdiri di puncak bukit.

Lihat juga...