Mengenal Sejarah Betawi di Anjungan DKI Jakarta TMII
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Anjungan Provinsi DKI Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur menempati area seluas 6.000 meter persegi, merupakan sarana edukasi seni budaya Betawi.
Bangunan utama anjungan ini terlihat unik, mengadopsi bentuk replika Tugu Monumen Nasional (Monas). Maskot Ondel-ondel berdiri tegak di depan pintu masuk gedung, menyambut pengunjung.
“Keunggulan Anjungan DKI Jakarta melukiskan perkembangan seni budaya, pemerintahan dan pembangunan Kota Jakarta, dimulai sejak zaman Kerajaan Pajajaran hingga akhir abad 20,” ungkap Kepala Anjungan DKI Jakarta TMII, Fadlan Zuhran, kepada Cendana News, Kamis (8/3/2018).
Memasuki area anjungan ini, dimulai dengan blandongan yang terletak sebelah kiri. Blandongan merupakan bangunan pagelaran tempat diselenggarakan kegiatan seni budaya Betawi. Seperti Tari Ondel-ondel, Tari Topeng, Tari Yapong, Tari Rebana Biang, Rebana Hadroh dan kesenian lainnya. Namun, kata Fadlan, fungsi blandongan ini juga bisa digunakan untuk kegiatan acara formal.
Selanjutnya, gedung anjungan yang berbentuk replika Tugu Monas. Memasuki lobi utama atau lantai satu anjungan ini, tersaji berbagai cermin suasana khas Betawi, dengan mengetengahkan garde selayaknya rumah-rumah Jakarta tempo dulu.
Di area ini, jelas Fadlan, keanekaragaman replika busana adat Betawi lengkap tersaji dengan rapi. Di antaranya, busana Care Haji atau pengantin pria, yaitu berupa jubah dengan dalaman gamis dipadukan dengan celana pantolan dan selop tertutup. Ada pun kelengkapannya berupa selempang dada.
