Kesan dan Kedekatan Sudharmono dengan Presiden Soeharto
Editor: Irvan Syafari
G-30-S/PKI
Setelah itu Sudharmono baru bertemu dengan beliau lagi sesudah terjadinya G-30-S/PKI. Dalam rangka penumpasan G-30-S/PKI itu Sudharmono beberapa kali berkesempatan diterima oleh Pak Harto sebagai Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban.
Salah satu kesempatan adalah pada permulaan Oktober 1965, dimana Sudharmono menghadap beliau bersama Ali Said SH (Ketua Mahkamah Agung) dan Durmawel Achmad SH.
Ceritanya sebagai berikut: “Beberapa hari setelah terjadinya G-30-S/PKI, Saudara Ali Said dan SaudaraDurmawel Achmad, yang pada waktu itu adalah pejabat-pejabat dari Direktorat Kehakiman Angkatan Darat, datang menemui saya di kantor G-5 KOTI, Merdeka Barat. Kami tentu saja berbicara dan berdiskusi tentang masalah penumpasan G730-S/PKI. Kedua beliau itu menanyakan pada saya dan bahkan menawarkan diri untuk melaksanakan tugas¬tugas yang mungkin diperlukan dalam gerakan penumpasan G-30-S/PKI itu.”
Pada waktu itu mereka semua sudah yakin bahwa G-30-S/PKI didalangi oleh PKI. Namun mereka bertiga sependapat, alangkah baiknya seandainya peranan PKI dalam peristiwa tersebut dapat dibuktikan dengan alat-alat bukti hukum, yang sampai saat itu belum didapatkan.
Sudharmono kemudian menganjurkan kepada Ali Said dan Durmawel Achmad untuk mencari alat bukti hukum itu, yang mungkin diperoleh dari hasil pemeriksaan (berita acara pemeriksaan) salah seorang tokoh PKI yang terlibat dalam G-30-S/PKI.
Rupanya anjuran Sudharmono itu diterima oleh kedua beliau ini sebagai suatu perintah dan mereka berusaha untuk mendapatkannya dan berhasil. Beberapa hari kemudian keduanya kembali menemui Sudharmono dengan membawa hasil berita acara pemeriksaan atas diri Nyono, salah seorang tokoh PKI, yang ditahan oleh Kodam Jaya di Salemba. Bahan tersebut amat penting sebagai pangkal tolak pembuktian hukum.