Kesan dan Kedekatan Sudharmono dengan Presiden Soeharto

Editor: Irvan Syafari

Pertemuan tidak terbatas pada masalah-masalah dinas, tetapi juga mengenai masalah-masalah pribadi. Dengan tenang dan sabar beliau mendengarkan laporan-laporan tersebut dan kemudian memberikan petunjuk-petunjuk yang terang dan melegakan.

Yang kiranya perlu diketahui oleh kita semua adalah bahwa Pak Harto sebagai pimpinan tertinggi dari administrasi pemerintahan menganggap, menilai dan memperlakukan setiap pembantu beliau sama, tidak ada perbedaan. Tentu beliau mempunyai penilaian atas kemampuan dan prestasi dari setiap pejabat masing-masing.

Sepengetahuan Sudharmono, Pak Harto selalu memberikan bimbingan dan pengarahan yang masuk akal serta memberikan kesempatan kepada para pembantu beliau untuk mengembangkan kemampuan dan menyempurnakan langkah-langkah mereka dalam bidang masing-masing.

Sudah barang tentu langkah-langkah mereka harus sesuai dengan kebijaksanaan umum atau petunjuk yang diberikan oleh beliau sebagai Presiden/Mandataris yang bertanggung jawab penuh atas apa yang dilakukan oleh pemerintah secara keseluruhan.

Sejak pertemuan pertama itu Sudharmono tidak pernah bertemu atau berhubungan lagi dengan Pak Harto untuk waktu yang cukup lama. Ia baru melihat beliau lagi pada 1962 ketika Pak Harto memberikan pemaparan, yang diselenggarakan di Jalan Sudirman, Jakarta, tentang, operasi Trikora.

Dalam pemaparan itu itu beliau menjelaskan tentang peranan operasi pembebasan Irian Barat yang beliau pimpin, sebagai Panglima Mandala, sehingga akhirnya mendorong PBB untuk mencarikan jalan penyelesaian politik yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.

Sudharmono yang hadir di sana sebagai staf KOTI terkesan akan cara beliau menerangkan jalannya Operasi Mandala yang merupakan operasi gabungan, mulai dari persiapan sampai pada saat mengakhirinya dengan membatalkan perintah operasi penyerangan. Sudharmono sangat tertarik atas penjelasan beliau yang sistematis, komprehensif dan mudah dimengerti.

Lihat juga...