Senja di Osmangazi

CERPEN BERNANDO J. SUJIBTO

Ilustrasi Helmi Fuadi

Di halaman rumah, sebelum tangannya membuka gagang pintu rumah, tiga orang yang tadi sempat melihatnya dari dekat di jalan langsung meringkus tangan Oğuz.

“Oğuz Atay?”

“Siap.”

“Kami dari Pasukan Khusus Polisi.”

Oğuz terperangah. İa tak sempat berbicara banyak. Kedua tangannya langsung diborgol.

Kaan ternganga dan gemetar melihat kejadian itu. Sebelum berteriak atau menangis, Oğuz mendorong pintu rumah dan memaksa Kaan masuk.

“Sampaikan ke nenekmu, Ayah akan kembali dan kita segera main salju di Uludağ!” suara Oğuz terdengar bergelegar.

Sebagian pasukan berjumlah tujuh orang itu masuk ke dalam rumah dan mengambil dokumen-dokumen serta koper milik Oğuz.

Mary Arabyan bergeming sembari memeluk tubuh mungil cucunya. Dia tiba-tiba ingat Selim, Derin dan Talha yang dua hari silam ditangkap karena dituduh terlibat rencana kudeta. ***

Turki, November 2016

Bernando J. Sujibto, peneliti sastra dan kebudayaan Turki. Karya-karyanya tersebar di berbagai media dan buku. Antologi puisinya Rumbalara Perjalanan (2017) masuk dalam nominasi 10 Besar Kusala Khatulistiwa Award tahun 2017 dan peraih Anugerah Seni dan Sastra UGM 2017.

Redaksi menerima kiriman cerpen. Tema bebas yang pasti tidak SARA. Karya orisinil, belum pernah tayang di media online maupun cetak dan juga buku. Kirim naskah ke editorcendana@gmail.com. Disediakan honorarium bagi karya yang ditayangkan.

Lihat juga...